Majelis Habaib Jabar Ajak Semua Pihak dan Tokoh Agama Jaga Perdamaian Demi Kesatuan NKRI
para Habib yang tergabung dalam Majelis Habaib Jawa Barat mengimbau kepada semua pihak, termasuk tokoh agama untuk menjaga perdamaian demi NKRI
Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menyikapi persoalan kerumanan massa pendukung Imam Besar Front Pembela Islam ( FPI), Habib Rizieq Shihab, para habib yang tergabung dalam Majelis Habaib Jawa Barat mengimbau kepada semua pihak, termasuk tokoh agama untuk menjaga perdamaian demi kesatuan dan persatuan Indonesia.
Penyataan sikap tersebut, setelah melalui Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat, dimana para habib di Jawa Barat berkumpul dan menyamakan visi dan misi serta menyikapi kegaduhan yang terjadi saat ini.
Inisiator Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat, Habib Umar bin Husein Assegaf mengatakan, bahwa pihaknya mengajak kepada seluruh elemen bangsa dan masyarakat, terutama para habib, untuk mensyiarkan akhlak mulia yang merupakan ciri khas dari dzurriyah Rasulullah SAW.
Baca juga: Bukan Kabur, Habib Rizieq Pulang dengan Sepengetahuan RS UMMI, Ini Alasannya Lewat Pintu Belakang
Baca juga: Polisi Turun Tangan Dalami Dugaan Pulang Paksa Habib Rizieq Shihab Dari RS Ummi Bogor
Baca juga: Wali Kota Bogor Bima Arya Benarkan Habib Rizieq Pulang Paksa dari RS UMMI
"Kami mengimbau para habib untuk mampu bersikap proaktif dalam merajut persatuan dan ukhuwah secara baik dan damai. Mari kita bersama-sama membangun Indonesia dengan segala potensi yang dimiliki, demi NKRI yang baldatun toyyibatun warobbun ghofuur," ujarnya kepada awak media usai Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat di Hotel 88 Kopo, Kota Bandung, Sabtu (28/11/2020) malam.
Menurutnya para habib harus menggunakan cara-cara yang elegan dalam berdakwah, terutama dengan menghindari penyampaian materi dakwah dengan kata-kata yang kurang santun. Terlebih, Islam mengajarkan kebaikan dengan cara-cara yang baik.
"Karena bagaimanapun niat tujuan baik yang ingin disampaikan, tidak akan pernah bisa kita mengubah seseorang dengan cara yang kasar dan arogan. Selain menimbulkan antipati, akan hilang pesan bahwa Islam adalah agama rahmatan lilalamin, rahmat bagi alam semesta," ucapnya.
Menurutnya, digelarnya Halaqah Majelis Habaib Jawa Barat benar-benar murni muncul dari hati sanubari para habib, termasuk ulama dan mubalig di Jawa Barat, sebagai salah satu implementasi nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
Habib Umar pun menambahkan bahwa halaqah juga menjadi wujud pernyataan sikap bahwa para habib, termasuk ulama dan mubaligh di Jabar yang tidak sependapat dengan cara-cara yang tidak elegan, baik dalam melakukan syiar Islam maupun menunjukkan perbedaan pandangan dalam berpolitik.
"Karena banyak juga masyarakat yang bertanya, apakah para habib sama caranya, sama sepak terjangnya dalam pembinaan keagamaan, dalam memperlihatkan ketidakcocokan baik dalam politik atau apapun. Maka saya jawab tegas tidak, karena banyak habib, ulama, dan mubalig menyatakan tidak setuju dengan cara-cara tersebut," ucapnya.
Hal senada disampaikan juga oleh peserta halaqah lainnya, Habib Syarif Muhammad Alaydrus. Ia menuturkan bahwa para habib di Jabar tak ingin terjebak dan terbawa arus dalam faksi dan atau kelompok tertentu dalam berkegiatan dakwah maupun kehidupan bermasyarakat. Sehingga pihaknya tidak ingin menjadi bagian dari pihak manapun yang membuat masalah agar menjadi lebih kompleks.
"Kita berharap agar masalah ini tidak berkepanjangan dan semakin kompleks, karena kita menginginkan Indonesia yang damai karena damai itu indah, damai itu sehat dan damai itu dambaan semua insan di muka bumi," katanya (Cipta Permana).
