Hari Guru Nasional 2020

LINK LIVE STREAMING Upacara Peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan Pidato Nadiem Makarim Mendikbud

Berikut ini link live streaming upacara peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan pidato Mendikbud Nadiem Makarim. Tahun ini tema peringatan Hari Guru

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
kemdikbud.go.id
logo peringatan Hari Guru Nasional 2020 

TRIBUNJABAR.ID - Berikut ini link live streaming upacara peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan pidato Mendikbud Nadiem Makarim.

Tepat hari ini setiap tanggal 25 November diperingati Hari Guru Nasional.

Tahun ini tema peringatan Hari Guru Nasional 2020 mengangkat bertajuk ‘Bangkitkan Semangat Wujudukan Merdeka Belajar’.

Untuk merayakan Hari Guru Nasional 2020, biasanya disambut dengan melakukan upacara peringatannya.

Baca juga: Kumpulan Puisi tentang Guru untuk Hari Guru Nasional 2020, Cocok untuk Ucapan Selamat Hari Guru

Selain itu, akan ada pidato dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud), Nadiem Makarim.

Adapun upacara peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan pidato Mendikbud Nadiem Makarim akan disiarkan langsung.

Upacara peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan pidato Mendikbud disiarkan pada pukul 07.30 WIB.

Tentu saja, para pelajar atau masyarakat dapat menyaksikan pidato Medikbud lewat tayangan link live streaming.

Pelaksanaan peringatan Hari Guru Nasional ditayangkan melalui kanal Youtube Kemendikbud RI dan Fanpage Facebook Kemendikbud RI.

Selain itu, peringatan Hari Guru Nasional 2020 juga akan ditayangkan melalui link live streaming di TVRI.

Berikut ini link live streaming upacara peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan pidato Mendikbud, Nadiem Makarim.

LINK 1

LINK 2

Selain upacara peringatan, pada 25 November 2020 juga akan diselenggarakan tayangan spesial Hari Guru Nasional 2020: Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar.

Anda juga dapat menyaksikan tayanga tersebut, pada Rabu, 25 November 2020, pukul 19.00 WIB, di kanal YouTube KEMENDIKBUD RI dan stasiun TVRI Nasional!

Sejarah Peringatan Hari Guru Nasional

Tanggal 25 November yang ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional tidak lepas dengan asal usulnya yang berawal dari tahun 1912.

Guru-guru membentuk persatuan. Saat itu belum menggunakan kata Indonesia melainkan Hindia Belanda.

Kemudian muncul kelompok atau persatuan guru lainnya. Hingga akhirnya kelompok guru berani menggunakan kata Indonesia pada nama mereka pada tahun 1932.

Saat itu, Indonesia belum merdeka. Penggunaan kata Indonesia sangat dilarang dan berbahaya.

Sebab dapat mengobarkan semangat kemerdekaan. 

Baca juga: Pantun-pantun Hari Guru Nasional 2020, Bagikan Hari Ini pada 25 November via WhatsApp atau Medsos

Baca juga: Bacaan Doa Upacara Bendera Peringatan Hari Guru Nasional 2020 dari Kemdikbud, Lengkap dengan Pedoman

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, hari lahir Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) ditetapkan pada 25 November sekaligus diperingati sebagai Hari Guru Nasional.

Mengutip situs pgri.go.id, organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah.

Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan.

Ada pula organisasi lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh, mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda.

Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.

Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.

Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.

Pada 1932, nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.

Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.

Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.

Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di dalam kongres inilah, pada 25 November 1945, 100 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, PGRI didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya,guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.

Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun.

.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved