Tips Memulai Urban Farming, Bisa Memanfaatkan Barang Bekas untuk Menghemat Biaya
Aktivitas urban farming tampaknya menjadi trendsetter baru di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Aktivitas urban farming tampaknya menjadi trendsetter baru di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Untuk memulai urban farming juga tergolong gampang-gampang susah, karena membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Namun, Dosen UCIC Cirebon, Arif Budiman, yang telah menggeluti urban farming selama lima tahun terakhir memberikan sejumlah tips.
Baca juga: Waspada, Pandemi Covid-19 Bisa Perparah OCD Pada Anak-anak dan Remaja
Baca juga: TEGAS, Polda Jabar Tidak Akan Beri Izin Kegiatan Habib Rizieq di Cianjur
Di antaranya, mengenai pemilihan barang-barang yang digunakan sehingga lebih hemat biaya.
"Bisa menggunakan nampan untuk tempat menyemai benihnya, harganya kisaran Rp 15 ribu," kata Arif Budiman saat ditemui usai Pojok Literasi Tren Urban Farming di Masa Pandemi di UCIC Cirebon, Jalan Kesambi, Kota Cirebon, Sabtu (21/11/2020).
Ia mengatakan, penggunaan nampan juga lebih praktis karena bisa dipindahkan kapanpun dan di manapun.
Selain itu, untuk media tanamnya Arif menyarankan menggunakan dakron yang banyak dijumpai di toko kain dan harganya juga murah.
Menurut Arif, botol minum kemasan juga bisa dimanfaatkan untuk tempat menanam tanaman dalam metode urban farming.
Bahkan, ia juga kerap mengumpulkan bekas botol minum kemasan untuk digunakan sebagai tempat menanam tanaman di rumahnya.
"Urban farming itu kuncinya mudah dan praktis, cukup menggunakan bahan bekas di sekitar kita," ujar Arif Budiman.
Arif menyampaikan, urban farming pada dasarnya ialah menaman tanaman yang disesuaikan dengan kondisi sekitar rumah.
Karenanya, kondisi setiap rumah tentunya berbeda-beda sehingga urban farming juga tidaklah sama di setiap rumahnya.
Pihaknya mewanti-wanti tidak perlu memaksakan untuk menggunakan pipa paralon dalam konsep urban farming.
"Kalau bahan dan kondisi rumahnya mendukung bisa saja, tapi kalau tidak mendukung, enggak usah dipaksakan, yang penting kita punya sendiri," kata Arif Budiman.
Sementara Rektor UCIC Cirebon, Chandra Lukita, mengatakan, konsep dasar urban farming adalah memindahkan pertanian dari lahan persawahan ke perkotaan.
Karenanya, urban farming tidak membutuhkan lahan luas, dan cukup memanfaatkan halaman rumah saja.
Pihaknya juga mendorong mahasiswa UCIC mulai melakukan urban farming di rumahnya masing-masing.
"Urban farming ini banyak jenisnya, bisa mendukung ketahanan pangan, dan membuat lingkungan sejuk. Tentunya ini ada nilai ibadahnya juga," ujar Chandra Lukita.