Namanya Disebut Pengacara FPI, Gibran: Kalau Ada Salah, Monggo Langsung Ditegur, Saya Siap Dihukum
Setelah namanya disebut-sebut pengacara FPI soal keramaian yang muncul saat daftar ke KPU, Gibran Rakabuming Raka angkat bicara.
TRIBUNJABAR.ID - Setelah namanya disebut-sebut Aziz Yanuar, pengacara Front Pembela Islam ( FPI) terkait keramaian yang muncul saat mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo pada 4 September 2020, Gibran Rakabuming Raka angkat bicara.
"Kalau ada sesuatu yang salah monggo langsung ditegur. Saya siap ditegur dan mendapatkan hukuman," kata putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut di Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/11/2020), demikian dilansir dari Kompas.com, Jumat (20/11/2020).
Seperti diketahui, pernyataan muncul setelah Aziz mengkritik langkah polisi saat mengusut pelanggaran protokol kesehatan dalam acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Rizieq Shihab di Petamburan, Sabtu lalu.
Baca juga: ILC TV One Kemarin Panas, Omongan Anak Buah Jokowi Soal Habib Rizieq Diskak, Ungkit Prokes Gibran
Baca juga: Beda Cerita Kerumunan di Acara Rizieq Shihab & Gibran Rakabuming di Pilkada, Ini Penjelasan Polisi
Baca juga: Ada Bukti Habib Rizieq Ajak Umat Ramaikan Megamendung, FPI Malah Sebut Itu Undangan dari Habib Hamid
Menurutnya, polisi tidak adil karena hanya mempermasalahkan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan Rizieq dan FPI.
Padahal, banyak kegiatan lain di berbagai daerah yang menimbulkan kerumunan namun tidak ditindak.
Aziz pun menyebut salah satunya acara yang digelar Gibran saat mendaftarkan diri ke KPU Kota Solo beberapa waktu lalu.
"Gibran daftar wali kota Solo, ngumpul banyak massa, enggak pakai masker, enggak jaga jarak, enggak masalah," kata Aziz kepada Kompas.com, Selasa (17/11/2020).
Sementara itu, Gibran mengaku sudah menaati peraturan soal peraturan yang diterapkan pemerintah dan KPU Solo.
"Sudah di bawah 50 orang," kata Gibran. Sebagai informasi, KPU Solo mengizinkan ada rombongan yang mengantar pasangan calon saat mendaftarkan sebagai peserta Pilkada.
Namun, jumlah pengantar dibatasi hanya 50 orang.
Selain itu, dalam setiap agendanya selama Pilkada, Gibran mengaku ada Bawaslu yang selalu mengawasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gibran: Kalau Ada Sesuatu yang Salah, Monggo Langsung Ditegur"