Breaking News

Sosialisasi 4 Pilar di Dalam Ruangan Biasa-biasa Saja, Begini Cara Dedi Mulyadi Aplikasikan 4 Pilar

Dedi Mulyadi sejak menjabat sebagai anggota DPR RI sempat melakukan beberapa gebrakan, salah satunya Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi yang juga mantan bupati Purwakarta, mengajak warga melakukan pendekatan Pancasila lewat tradisi menanam padi di Tajug Gede Cilodong, Purwakarta, Jumat (13/11/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Dedi Mulyadi sejak menjabat sebagai anggota DPR RI sempat melakukan beberapa gebrakan, salah satunya Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang dilakukan secara aplikatif langsung bersama masyarakat.

Biasanya, sosialisasi 4 pilar dilakukan di dalam ruangan dengan dihadiri sejumlah masyarakat dan cenderung monoton lantaran hanya pemaparan dan tanya jawab.

Bulan lalu, mantan bupati Purwakarta ini melakukannya dengan bekerja bakti bersama warga membersihkan sampah dan sekarang dia mengajak warga melakukan pendekatan Pancasila lewat tradisi menanam padi di Tajug Gede Cilodong, Purwakarta, bersama petani.

Baca juga: RATUSAN Pegawai Terpapar Covid-19 dari Klaster Industri Purwakarta, 3 Perusahaan Ditutup Sementara

Baca juga: Terkuak! Ini Motif Tersangka Sebar Video Syur Mirip Gisel, Polisi Beberkan Pengakuan 2 Tersangka

"Bangsa Indonesia itu kan sejak dahulu punya tradisi gotong royong ketika mengerjakan sesuatu, termasuk bercocok tanam yang tradisi gotong royongnya masih kuat," ujarnya, Jumat (13/11/2020).

Tradisi gotong royong, Dedi menyebutnya masuk dalam salahsatu pilar utama dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam tradisi Sunda, bertani atau berladang biasa orang menyebutnya ngahuma. 

"Biasanya tradisinya kuat sekali mulai tanam hingga panen. Di antara mereka tak ada timbul rasa iri. Mereka terbagi secara merata sesuai pekerjaannya. Hari ini saya coba ajak interaksi tentang itu, menanam padi bersama dan dinikmati hasilnya bersama pula," katanya.

Dalam penanaman padi ini mengambil padi jenis gogo untuk area luas 6 hektare dan dilakukan oleh petani juga pengurus masjid.

Adapun pemilihan padi gogo, Dedi mengaku karena area penanamannya kering sehingga padi gogo bisa tumbuh dan menghasilkan rata-rata 3-4 ton per hektare dalam sekali panen.

"Padi gogo ini kita bisa tanam di semua media di rumah masing-masing. Penanaman padi gogo pun akan terus dilakukan di sejumlah area dengan melibatkan berbagai elemen warga sebagai bentuk ketahanan pangan," katanya.

Dedi pun berharap penanaman padi gogo dapat menginspirasi warga untuk ikut menanam, sehingga tumbuh pula rasa sadar dalam diri warga akan pentingnya ketahanan pangan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved