Penanganan Virus Corona
Kisah dr Eka Sakti Tangani 500 Lebih Pasien Covid-19, Alhamdulillah Tetap Negatif, Ini Rahasianya!
Fakta hari ini, sudah 152 dokter di Indonesia meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19. Ditambah dokter giri 9 orang meninggal dunia.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjadi dokter yang merawat pasien-pasien Covid-19 sangat rentan tertular penyakit yang semula datang dari Wuhan, China itu.
Fakta hari ini, sudah 152 dokter di Indonesia meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19. Ditambah dokter giri 9 orang, jumlahnya menjadi 161 orang dokter meninggal dunia.
Kondisi seperti itu dialami dokter Eka Sakti yang sehari-hari berdinas di Puskesmas Kemayoran Jakarta.
Baca juga: Bayi Usia 7 Bulan Ikut Jalani Isolasi Mandiri di Rumah Dinas Camat Kadipaten Majalengka
Baca juga: Cerita Mistis Patok Soekarno di Indramayu, Dibawa ke Rumah Saat Dicopot, Didatangi Mahluk Halus
Selain sebagai dokter, Eka Sakti juga seorang penyintas autoimun yang memiliki risiko lebih tinggi tertular virus corona dibandingkan orang normal.
"Di Puskesmas menangai lebih dari 500 pasein Covid-19. Tapi Alhamdulillah sampai hari ini saya negatif," ujar dokter Eka Sakti dalam webiner bertema Cara Bijak Hadapi Tamu tak Diundang yang digelar Syamsi Dhuha Foundation dan Yayasan Sjogren's Syndrome Indonesia, Sabtu (7/11/2020).
Apa rahasianya? Dokter Eka Sakti sangat taat pada protokol kesehatan.
Selain memakai APD pakaian hazmat yang membuatnya mandi keringat, dia juga rajin melakukan 3M, mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
"APD paling sederhana itu menjaga jarak. Sebagai dokter APD itu tetap dipakai karena melayani pasien. Dan kami tidak boleh tumbang," ujarnya.
Baca juga: Ratusan Santri di Sukabumi Positif Covid-19, Pemda Akan Cek Protokol Kesehatan di Pesantren
Baca juga: Fakta-fakta Syarifah Najwa Shihab, Putri ke-4 Habib Rizieq yang akan Menikah dengan Irfan Alaydrus
Kepada masyarakat, dokter Eka Sakti berpesan untuk mengikuti protokol kesehatan di mana pun berada.
Sebab, masyarakat adalah garda terdepan dalam penanganan wabah Covid-19. Sedangkan para tenaga medis, termasuk dokter adalah benteng terakhirnya.
Jika masyarakat sehat, maka fasilitas di rumah sakit akan cukup. Tenaga kesehatan pun tidak akan kewalahan dalam melayani pasien. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)