Soal Remaja Injak Makam Pahlawan Jelang Hari Pahlawan, KPAI: Tinjau Ulang Nilai-nilai Kepahlawanan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) menanggapi kasus remaja menginjak makam pahlawan di Lampung Utara. KPAI menyebut ...
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID - Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI) menanggapi kasus remaja menginjak makam pahlawan di Lampung Utara.
KPAI menyebut menyayangkan perbuatan yang dilakukan anak SMP tersebut.
Hal ini sebagaimana disampaikan Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra.
“Peristiwa anak SMP di Lampung menginjak makam para Pahlawan, membuat miris kita semua,” ujar Jasra Putra, kepada Tribunjabar.id, Rabu (4/11/2020).
Komisioner KPAI itu mengatakan pihaknya berekspektasi anak-anak mengerti akan jasa para pahlawan.

Baca juga: Seorang Anak di Purwakarta Tewas Tertimpa Gapura Saat Menyaksikan Perbaikan Saluran Air
Namun, melihat delik kasus tersebut Jasra Putra menilai, lantaran adanya jurang pemisah antara generasi dalam meresapi nilai-nilai kepahlawanan.
Ia juga melihat beberapa faktor di balik perbuatan anak melakukan tindakan ( menginjak makam pahlawan) tersebut.
Satu di antaranya adalah derasnya arus informasi kepada anak melalui media sosial.
Menurutnya, ada banyak kemungkinan, kekeliruan anak-anak menyerap informasi di media sosial.
“Pilihannya mereka mau terpapar apa?”
“Apakah salah satu pilihannya terpapar nilai nilai-kepahlawanan?,” ujarnya.
Kini, nilai kepahlawan dapat dilihat di tengah pertarungan berbagai ideologi, paham kebangsaan, pilkada, perebutan makna ber-NKRI.
Komisioner KPAI itu melihat, bagaimana kondisi edukasi kepahlawanan dan pendidikan kewarganegaraan Indonesia saat ini.
Lantas, hal ini baginya menjadi keresahan semua apalagi dalam menyambut hari besar jelang Hari Pahlawan 10 November.
KPAI pun mengimbau untuk meninjau kembali nilai-nilai kepahlawanan yang dimengerti anak saat ini.
“Coba kita tanyakan anak kita.”
“Misal siapa hero yang kamu kenal? Film hero yang kamu suka? Menurut kamu pahlawan atau hero atau film jagoan yang mewakili dirimu sekarang, siapa? Kemudian sebutkan sifat masing masing mereka?”
“Dengan bahasa yang dimengerti mereka tentang pahlawan,” tandasnya.
Tentu saja, anak diharapkan dapat menjawab dari pertanyaan dan informasi yang layak agar pertanyaan tersebut bisa di pahami anak.
Menurutnya, sederet pertanyaan tersebut diharapkan dapat merangsang pemahaman mereka akan nilai-nilai kepahlawanan.
Hematnya, sederet pertanyaan itu juga untuk mengukur di mana generasi sekarang dalam mengartikan pahlawan.
KPAI mengimbau, dari pahlawan yang dipahami anak, peran orang tua juga dapat menyampaikan secara baik tokoh pahlawan.

Baca juga: SOSOK Muhammad Hafiz, Polisi Peluk Dua TNI Terkapar agar Tak Terus-terusan Dihajar Anggota Harley
“Inilah tantangan kemasan, mengenalkan nilai-nilai yang diharapkan dapat dipahami dalam kontes kekinian.”
“Bagaimana perjuangan pahlawan itu dikenalkan pada generasi yang melanjutkan,” ujarnya.
Lanjut Jasra Putra menjelaskan, terkait kasus remaja di Lampung Utara tersebut, menurutnya justru peristiwa tersebut menjadi momen penting untuk meninjau ulang bagaimana nilai-nilai kepahlawanan dikenalkan kepada anak anak.
Ia menegaskan, pasalnya generasi muda seyogyanya lebih mampu menyambungkan sejarah dengan pahlawan hari ini yang di kenal mereka.
Dari sana ia melihat, adanya tantangan bagaimana menghadirkan pahlawan yang berjasa di negeri ini dengan berbagai media yang dekat dengan anak.
Selain itu, KPAI mengharapkan adanya juga peran masyarakat membangun informasi pengenalan pahlawan di lingkungan masing-masing.
Dengan dukungan sekolah, masyarakat, pengenalan pahlawan diharapkan bisa lebih kontekstual, dengan kunjungan langsung, sehingga anak anak langsung berinteraksi dan kenal, katanya.
Menindaklanjuti kasus remaja menginjak makam pahlawan itu, pihak KPAI bersikap untuk memaafkan.
Pihaknya lebih menyarankan untuk membenahi dan menyiapkan anak SMP tersebut untuk mengenalkan para pahlawan.

Demikian melalui momentum Hari Pahlawan 10 November dan peristiwa anak SMP di Lampung Utara menginjak makam pahlawan, menjadi sinyal agar generasi tidak menjadi generasi seremonial jelang 10 November Hari Pahlawan.
Menurut Komisioner KPAI, Jasra Putra, momentum jelang Hari Pahlawan ini menjadi masukan untuk semua pihak, agar peristiwa tersebut tidak berulang.
“Jangan sampai ada keterputusan antar generasi dalam mengenal pahlawannya.”
“Namun bila peristiwa ini terjadi karena kelengahan petugas atau tempat makam yang kurang pengamanan. Maka penting meningkatkan pengamanan di daerah makam,” tandasnya.
KPAI sekali lagi, mengajak para orang tua di Hari Pahlawan untuk berwisata edukasi ke Taman Makam Pahlawan di daerahnya masing masing.