Ridwan Kamil Imbau Orang Kaya Jangan Nabung Dulu, Belanja di UMKM-UMKM Jabar
Ridwan Kamil meminta orang kaya jangan dulu menabung, tapi berbelanja di UMKM Jabar.
Penulis: Mega Nugraha | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengimbau masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang mumpuni untuk membelanjakan uangnya ke para pelaku UMKM di Jabar.
Ini sebagai upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
"Saya kampanye ke masyarakat menengah atas, tong nabung dulu (jangan menabung dulu), belanja (saja). Bilang ke istrinya, nabung tahun depan saja. Karena kalau warung-warung UMKM tidak dibeli, maka mereka akan kesulitan," ucap Ridwan Kamil seusai rapat koordinasi penanganan Covid 19 di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta Bandung, Senin (2/11/2020).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III diprediksi membaik hingga mencapai minus 2 persen lebih setelah pada kuartal sebelumnya minus 5 persen lebih.
Sebagai perbandingan, Singapura mengumumkan perekonomiannya resesi pada kuartal II dengan pertumbuhan ekonomi minus 47 persen.
"Sampai saat ini berita buruknya masih minus tapi tidak terlalu dalam, sedang menuju nol. Sudah keliatan kasat mata orang belanja, makan, berlibur menandakan ekonomi bergerak."
"UMKM jadi roda penggerak perekonomian di tengah upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi. Karena itu, produk UMKM dalam negeri, terutama di Jabar harus dibeli.
"Justru dengan kelompok UMKM dibeli, maka kelompok menengah bawah itu bisa bergerak sehingga mereka tidak tangan di bawah," ucapnya.
Menurut dia, saat ini, UMKM dalam bidang pangan menyumbang besar dalam pemulihan ekonomi. Kata dia, ekonomi paling tangguh yakni ketahanan pangan.
"Kita jual kopi ke Australia laku. Ubi jalar ke Hong Kong dan jahe merah ke Singapura itu berjalan terus untuk meningkatkan perdagangan," katanya.
Pada paparannya, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil menyebut, ekonomi Jabar saat ini membaik. Indikator sudah bouncing. Seperti aktivitas ekspor, daya beli dan kredit.
"Yang paling luar biasa perbaikan di angkutan dan komunikasi naiknya 47 persen. memang ngangkut barang, orang, dan semua pindah ke digital ekonomi membaik paling besar di sektor ini," ucapnya.
Hanya memang, kata dia, di masa pandemi, ada 2.000 perusahan di Jabar terdampak. Ada 500 perusahaan mem-PHK karyawannya.
Kebanyakan perusahaan yang terdampak yakni perusahaan manufaktur.