Kenali Anak Sedang Mengalami Stres, Lakukan 7 Hal Ini untuk Mengatasinya
Orang tua sering tak menyadari anaknya sedang stres. Padahal bila dibiarkan, hal ini bisa memengaruhi kesehatan mental si kecil.
TRIBUNJABAR.ID - Orang tua sering tak menyadari anaknya sedang stres. Padahal bila dibiarkan, hal ini bisa memengaruhi kesehatan mental si kecil.
Pandemi Covid-19 memaksa anak untuk diam di rumah, dan mungkin membuat anak mudah mengalami stres dan ikut merasakan kecemasan yang dialami orang tua.
Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Zulvia Syarif, Sp.KJ mengatakan, stres yang terjadi pada anak-anak memiliki gejala yang hampir sama dengan orang dewasa.
Seperti adanya gejala fisik, gejala lain pada anak yang mungkin muncul adalah susah fokus dan tidak mudah memahami pelajaran.
Ada pula gejala lain pada anak yakni, mereka menjadi mudah marah dan tantrum.
“Atau enggak bisa tenang, susah tidur,” ujar Zulvia dalam Webinar Menjaga Kebugaran Anak Selama Masa Belajar di Rumah, Rabu (28/10/2020).
Zulvia menambahkan, anak yang stres juga bisa merasa sedih, bersalah, khawatir, cenderung menangis, merasa lelah, atau perubahan pola makan.
“Yang biasanya makannya lahap, sekarang sedikit banget, atau enggak habis,” kata Zulvia.
Untuk mengatasi hal ini, Zulvia memberikan tip yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi stres pada anak.
1. Aktivitas
Orang tua bisa mengajak anak untuk terlibat dalam aktivitas bersama dengan orang tuanya.
Jika suka, ajak anak untuk menonton serial atau film kesukaan kemudian ajak mereka untuk berdiskusi bersama.
Orang tua diharapkan keterlibatan sepenuhnya agar tak merasa terbaikan.
2. Perhatikan apa yang dirasakan anak
Bila anak merasakan sesuatu, misalnya, merasa tidak enak pada bagian tubuh tertentu, orang tua sebaiknya memberi perhatian lebih agar bisa memberi penanganan tepat.
“Misalnya anak mengeluh, ada yang enggak enak, ibu bisa bertanya, yang mana (yang tidak enak),” ujar Zulvia.
Misalkan anak menjawab yang sakit adalah dada sebelah kiri, tanya lebih detail apa yang mereka rasakan.
Anak kemudian akan menjawab di mana dan sakit seperti apa yang mereka rasakan.
Orang tua bisa mengarahkan anak terhadap jenis rasa sakit yang mungkin mereka rasakan.
“Rasanya kayak gimana, cekit-cekit? atau kayak kesemutan?” ucapnya.
Ini juga bisa dilakukan oleh orang tua saat sedang merasa tak enak badan, namun tak mengetahui secara pasti apa yang terasa sakit.
Rasakan dengan seksama, lalu beri nama apa yang sedang dirasakan.
Misalnya, saat badan sakit, kita harus memahami bagian mana yang terasa sakit dan berinama atas rasa sakit itu.
Terapkan hal ini pada anak dengan memberi nama atas apa yang mereka rasakan.
3. Relaksasi
Ajak anak berlatih relaksasi, dengan cara mengatur napas atau hal lain.
“Coba ajarkan mengatur napas, misalnya tarik napas lewat hidung, hembuskannya lewat mulut, seperti meniup sedotan,” kata Zulvia.
Berikan instuksi yang mudah dipahami oleh anak saat melakukan relaksasi ini. Relaksasi disebut bisa melatih mengontrol emosi-emosi yang negatif.
“Dengan belajar pernapasan, tubuh bisa lebih rileks, lebih nyaman, baik bagi orang tua juga untuk anak, manfaatnya banyak,” kata Zulvia.
4. Aktifkan panca indra
Latihan ini biasa disebut dengan teknik grounding.
Teknik ini dilakukan dengan mengaktifkan semua panca indra yang kita punya.
Untuk mata, misalnya, ajak anak untuk melihat lima benda di sekitarnya dan sebutkan.
Kemudian, latih indra peraba dengan menyentuh empat hal yang ada di sekitar anak lalu minta si kecil untuk menyebutkannya.
Berikutnya, ajak anak untuk mendengarkan tiga hal yang ditangkap oleh indra pendengaran dan sebutkan.
“Lalu, cari dua hal yang bisa dicium dan satu hal yang bisa dirasakan misalnya, makanan atau minuman,” kata Zulvia.
Orang tua bisa mengemas ini dengan permainan seru.
5. Buat nilai-nilai dan lakukan bersama
Tetapkan nilai-nilai yang mau dilakukan, misalnya menjadi lebih sabar, tetapkan, dan patuhi, beri contoh pada anak untuk menjalaninya dengan konsekuen.
6. Berbaik hati
Orang tua bisa mengajak anak untuk berbuat kebaikan seperti, memberi makanan pada pemulung, atau memberi makanan pada satpam.
“Perbuatan baik ini akan membuat kita merasa lebih baik,” ujar Zulvia.
7. Buatlah ruang
Zulvia mengibaratkan pikiran dan perasaan kita seperti langit yang luas.
“Langit selalu punya ruang dan cuaca itu beruhbah-ubah. Pikiran dan perasaan kita itu luas, dan keadaan-keadaan itu seperti cuaca yang berganti-ganti,” ujarnya.
Langit selalu punya ruang untuk segala jenis cuaca, begitu juga pikiran dan perasaan kita.
Perasaan dan pikiran, buruk atau baik, bisa datang kapan saja.
Zulvia memberikan contoh salah satu pasien anak yang datang padanya, dengan kecemasan akan corona.
“Jadi perasaan cemas kita tuangkan dalam suatu bentuk, lalu kita buang, kita robek-robek, ini Mom and Dad bisa praktikkan,” ujar Zulvia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Tips Atasi Stres pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19"