Penumpang Perempuan Pesawat Diturunkan, Dipaksa Buka Baju Gara-gara Ditemukan Bayi di Toilet Bandara
Australia komplain Qatar karena petugas Bandara Internasional Hamad memeriksa dan memaksa penumpang perempuan buka baju setelah temukan orok di toilet
TRIBUNJABAR.ID - Gara-gara menemukan orok di toilet bandara, pengelola Bandara internasional Hamad, Doha, menggeledah sejumlah penumpang perempuan dengan cara membuka baju mereka.
Tindakan ini memicu protes pemerintah Australia setelah sejumlah warga Negeri Kanguru itu mengeluhkan perlakukan yang mereka terima saat hendak terbang dari Doha, Qatar ke Sydney, Australia.
Para perempuan itu diperiksa dan dicari tanda-tanda baru melahirkan di tubuhnya setelah ada penemuan orok di toilet bandara pada 2 Oktober 2020.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam, Philadelphia Memanas, Unjuk Rasa Sudah Memasuki Hari Kedua
Baca juga: Habib Bahar Tersangka Lagi, Polisi: Istri Pulang Malam Diantar Ojek Online, Habib Marah Sikat Ojol
Toh, sampai sejauh ini belum ditemukan siapa orang tua bayi yang kini sedang dalam perawatan itu.
Pemeriksaan petugas Bandara Internasional Hamad itu terungkap setelah sejumlah perempuan penumpang dewasa asal Australia angkat bicara.
Perempuan dari negara-negara lain juga digeledah. Semua penumpang perempuan dewasa di penerbangan Qatar Airways itu diminta untuk menjalani penggeledahan, dua di antaranya menceritakan pengalaman mereka kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Sebanyak 13 perempuan Australia dibawa ke ambulans di landasan udara dan diminta untuk membuka pakaian dalam sebelum diperiksa, menurut laporan itu.
Salah seorang dia antaranya Kim Mills mengatakan kepada media Inggris, The Guardian, dia termasuk yang diminta untuk turun dari pesawat dan dibawa ke tempat parkir yang gelap, tempat tiga ambulans menunggu untuk pemeriksaan medis.
Namun, para petugas tidak memeriksanya - menurut Mills - mungkin karena ia berusia 60-an. Tetapi, pengalamannya menakutkan.
"Kaki saya gemetar. Saya sangat takut karena mereka membawa saya ke satu tempat. Mengapa mereka tidak menerangkan kepada saya, apa yang akan mereka lakukan?" kata Mills.
Ia menambahkan, para awak pesawat kemudian mengaku bahwa mereka juga tidak tahu apa yang terjadi.
"Sangat mengesalkan. Saya tak bisa bayangkan apa yang dirasakan perempuan-perempuan muda itu," kata Mills.
Baca juga: Lokasi Semburan Gas Liar di Sukaperna Indramayu Rupanya Berada di Area Sumur Minyak Bekas Belanda
Baca juga: Maling Uang Puluhan Juta di Cibadak Terekam CCTV, Sempat Buang Air di Lantai 3
Para penumpang telah naik pesawat sebelum para penumpang perempuan diminta turun, menurut para saksi mata kepada media Australia.
Salah seorang penumpang, Wolfgang Babeck, mengatakan kepada ABC, perempuan yang diminta keluar dari pesawat,
"Banyak... yang marah, dan salah seorang dari mereka menangis - seorang perempuan muda."
Pemerintah Qatar belum mengeluarkan komentar terkait insiden itu. Tidak jelas apakah penumpang perempuan penerbangan lain juga mengalami insiden serupa.
Pemerintah Australia mengatakan, laporan itu menunjukkan bahwa perlakuan terhadap perempuan "di luar kondisi di mana perempuan dapat memberikan persetujuan."
Saat ditanya oleh para wartawan apakah langkah itu sama saja dengan serangan seksual, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan, "Tidak, saya tidak mengatakan itu karena saya belum melihat rincian laporan kejadian itu."
Ia mengaku telah menyampaikan laporan kepada Kepolisian Federal Australia (AFP) bahwa rangkaian kejadian itu sangat mengganggu, menyinggung dan memprihatinkan.
"AFP akan menentukan tindakan selanjutnya setelah mendengar keterangan dari pemerintah Qatar," kata Payne.
Australia mengatakan mereka diberitahu soal insiden tersebut pada saat kejadian dan saat itu pemerintah "telah secara resmi mengajukan keprihatinan serius."
Menlu Payne mengatakan, pejabat Australia telah mengontak penumpang perempuan yang terdampak setelah mereka di Sydney dan mulai menjalani karantina 14 hari di hotel, persyaratan yang saat ini diterapkan untuk penumpang dari luar negeri.
"Mereka telah mendapatkan dukungan yang diperlukan terkait protokol kesehatan selama periode (karantina)," kata Payne kepada wartawan di Canberra.
Ia menyebut kejadian itu luar biasa dan mengatakan tidak pernah mendengar hal semacam itu seumur hidupnya.
Pihak Bandara Internasional Hamad tidak memberikan rincian terkait pemeriksaan ataupun jumlah perempuan serta penerbangan yang terdampak.
Dalam satu pernyataan, bandara mengatakan, "Pihak medis mengungkap keprihatinan kepada para pejabat terkait kondisi kesehatan seorang ibu yang baru melahirkan dan meminta agar ia dicari keberadaannya sebelum (pesawat) berangkat."
"Orang-orang yang bisa masuk ke lokasi tertentu di bandara, tempat bayi baru lahir ditemukan, diminta untuk membantu penyelidikan."
Bandara Hamad telah mengeluarkan seruan kepada ibu bayi yang baru lahir itu untuk melapor dan meminta kepada siapa pun yang mengetahui untuk mengontak petugas.
Saat ini, bayi itu diasuh oleh para petugas medis dan petugas sosial.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penumpang Wanita Disuruh Telanjang Saat Diperiksa, Australia Komplain ke Qatar