Tak Mati Dihajar Pandemi Covid-19, Hotel Tertua di Kuningan Bertahan Meski Karyawan Tinggal Tiga

Pandemi Covid-19 menyerang segala sisi kehidupan di dunia. Bukan cuma kesehatan, tapi juga lainnya.

Editor: Giri
Tribun Cirebon/Ahmad Ripai
Hotel Linggajati di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kuningan 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Pandemi Covid-19 menyerang segala sisi kehidupan di dunia. Bukan cuma kesehatan, tapi juga lainnya.

Yang sangat terpukul tentu adalah sektor pariwisata.

Hotel Linggajati yang dianggap hotel tertua di Kuningan pun merasakannya.

"Menurunnya tingkat okupansi sangat dirasakan oleh Hotel Linggarjati di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan," kata Abah Adong sekaligus General Manager Hotel Linggajati ini saat ditemui, Selasa (27/10/2020).

Berlakunya Kuningan siaga corona, kata dia, sudah tujuh bulan lebih tidak ada tamu yang menginap di Hotel Linggajati.

Abah Adong, General Manager Hotel Linggajati
Abah Adong, General Manager Hotel Linggajati (Tribun Cirebon/Ahmad Ripai)

"Bahkan sempat tutup total pada awal-awal pandemi. Sekarang setelah boleh beroperasi lagi tetap belum ada tamu yang datang," kata Abah Adong lagi.

Imbas pandemi dan berkurangnya pendapatan, kata dia, manajemen Hotel Linggarjati terpaksa merumahkan 17 karyawannya.

"Saat ini hanya ada tiga karyawan yakni sekuriti, room boy, dan Abah Adong yang masih bertugas merawat hotel," ujarnya.

Tidak ada pemasukan sama sekali, untungnya semua biaya operasional hotel termasuk gaji ketiga pegawai ditanggung pemilik hotel.

Di momen libur panjang ini, Adong mengaku tidak terlalu berharap banyak bisa memberikan dampak positif.

"Kami menargetkan di akhir tahun nanti tamu yang datang ke Hotel Linggarjati bisa kembali normal," katanya.

Abah Adong yang sudah 42 tahun bekerja di Hotel Linggarjati juga menceritakan, hotel tersebut merupakan hotel yang pertama kali dibangun di Kabupaten Kuningan.

Baca juga: Ada Misi Khusus Pelatih Robert Alberts sehingga Tetap Latihan di Tengah Ketidakpastian Kompetisi

Baca juga: Bisikan Indra Priawan Suami Nikita Willy tentang Harga Kitchen Set Bikin Ziva Idol Terkejut

"Kalau dibangun tahun berapanya kurang yakin juga tapi yang pasti Hotel Linggarjati ini merupakan hotel pertama di Kuningan yang dibangun sebelum tahun 1930," katanya.

Awalnya Hotel Linggarjati dimiliki oleh seorang warga Tionghoa.

Namun sekitar tahun 1930, terjadi peristiwa semua warga Tionghoa diusir dan tidak boleh berdomisili di Cilimus.

"Hotel Linggarjati kemudian dijual kepada seseorang yang berasal dari Tasikmalaya," ujarnya.

Tapi saat ini Hotel Lingga sudah diambil alih.

"Dibeli oleh Pak Udin Asmudin putra Kuningan asli," katanya.

Baca juga: Camat di Ciamis Tidak Boleh ke Mana-mana Selama Libur Panjang Akhir Pekan, Ini Pesan Bupati

Baca juga: Pimpin Klasemen Meski Tak Pernah Menang Seri, Joan Mir Sudah Bicara Gelar MotoGP 2020

Menurutnya Hotel Linggarjati ini juga dijadikan tempat menginap delegasi Belanda dan Indonesia dalam Perundingan Linggarjati pada tahun 1946.

"Termasuk Sutan Sjahrir turut menginap di hotel ini," katanya.

Meski sudah berusia puluhan tahun, Hotel Linggarjati ini masih sangat terawat.

"Bahkan beberapa keramik khas zaman Belanda dulu juga masih dipertahankan," ujarnya.

Sedangkan bentuk bangunannya tidak banyak mengalami perubahan.

"Hanya saja saat ini Hotel Linggarjati memiliki dua tingkat dari yang awalnya hanya satu tingkat," katanya.

Kondisi kamar Hotel Linggarjati
Kondisi kamar Hotel Linggarjati (Tribun Cirebon/Ahmad Ripai)

Hotel Linggarjati memiliki 30 kamar dengan tipe-tipe yang berbeda.

"Harga satu kamarnya untuk tipe standar Rp 200 ribu per malam, tipe deluxe Rp 300 ribu per malam, dan tipe family Rp 500 ribu per malamnya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved