Penanganan Virus Corona

Berkarya Saat Pandemi, CeriTech, Dari Kedai Kopi, Jadi Perwakilan Indonesia di University SWC 2020

Tiga mahasiswa ITB lolos dalam final kompetisi startup dunia, University Startup World Cup 2020.

Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
ISTIMEWA

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Situasi pandemi COVID-19 bukan merupakan penghalang dalam berkarya. Hal ini dibuktikan oleh Aldi Raharja (mahasiswa S2 Teknik Industri ITB), Ahmad Radhy (mahasiswa S2 Fisika ITB), serta Azmy Ansori (alumni S1 Fisika ITB).

Ketiganya lolos dalam final kompetisi startup dunia, University Startup World Cup 2020.

Aldi, selaku CEO dari CeriTech mengatakan, dengan membawa CeriTech, startup yang berdiri pada 2019 ini berfokus pada peningkatan kualitas dan hasil panen biji kopi, melalui proses fermentasi dan proses pengeringan menggunakan Internet of Things (IoT).

Baca juga: 42 Tenaga Kesehatan dari 16 Rumah Sakit di Kota Bandung Positif Covid-19

Pada kompetisi ini, Tim CeriTech berhasil mengalahkan 4.131 pendaftar dari hampir 2.000 universitas di seluruh dunia.

"Dari 75 tim yang lolos ke babak final, Tim CeriTech merupakan satu-satunya perwakilan dari Indonesia,' kata Aldi melalui keterangan via pesan elektronok, Rabu (21/10/2020).

Ia mengatakan, pada babak final yang dilaksanakan pada 17-19 Oktober 2020, Tim CeriTech sukses menyabet gelar Top 3 pada kategori Information Communication Technology, dan membawa nama harum bagi ITB dan Indonesia.

Baca juga: Adakah dari Jawa Barat? Ini Daftar Wilayah di Indonesia yang Tak Terdampak dan Nihil Kasus Covid-19

Tidak mudah bagi Tim CeriTech untuk bisa lolos hingga babak final.

Tim CeriTech perlu mengirim konsep dan dokumen-dokumen dari startup CeriTech yang selanjutnya dilakukan asesmen dari pihak penyelenggara.

Setelah dinyatakan lolos asesmen, Tim CeriTech melakukan presentasi ide bisnis (pitching) secara daring (yang seharusnya dilakukan di Tiongkok, namun terjadi pandemi) di hadapan juri dan pihak terkait.

Baca juga: Tolong, Jangan Tolak Mereka yang Terpapar Covid-19

Setelah presentasi tersebut, Tim CeriTech dinyatakan lolos ke dalam babak final, yang mengharuskan mereka melakukan presentasi terakhir di hadapan juri.

Menurut Aldi, walaupun seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring, dan suasana kegiatannya tetap menegangkan, karena pesaing-pesaingnya berasal dari universitas ternama di dunia.

Ide dari CeriTech adalah saat 2016, di mana salah satu founder Aldi Raharja, yang mendirikan sebuah kedai kopi yang bernama Tri Tangtu di Bandung.

Baca juga: Syamsi Dhuha Semangati Para Difable Netra Tetap Berkreasi di Tengah Pandemi Covid-19

Dalam menjalankan kedai kopinya, Aldi memasok kopinya dari produsen lokal, untuk dapat sekaligus mempromosikan kopi lokal.

"Namun sayang, kualitas dari biji kopi produsen lokal masih belum konsisten, karena prosesnya yang masih tradisional," katanya.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Aldi, Ahmad, dan Azmy mulai mengembangkan CeriFer, sebuah alat untuk mengumpulkan dan merekam data suhu dan pH dari proses fermentasi biji kopi.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Polsek Tanjungsiang Gelar Operasi Yustisi Protokol Kesehatan

Selain CeriFer, Tim CeriTech juga mengembangkan CeriGar, yaitu alat yang dapat mengumpulkan dan merekam data suhu, kelembaban, instensitas cahaya dari proses pengeringan.

Uniknya, produk-produk CeriTech dapat digunakan untuk mengakses dan memonitor prosesnya secara real time melalui aplikasi mobile ataupun web dashboard.

“Ketika punya ide atau konsep terutama yang bisa bermanfaat bagi orang lain, jalankan saja. Jangan kebanyakan mikir. Terutama untuk anak ITB yang terkadang suka perfeksionis dari sisi teknis, padahal mungkin sebetulnya permasalahannya itu bisa diselesaikan dengan sesuatu yang kita (anak ITB) anggap simple,” Kata Aldi.

Catatan redaksi;

Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M (Memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak).

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Makanya, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Tribunjabar.id, grup Tribunnews.com, mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M ( *wajib memakai masker, wajib rajin mencuci tangan, dan wajib selalu menjaga jarak* ).

Bersama-kita lawan virus corona.  

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved