Ubah Laku
Syamsi Dhuha Semangati Para Difable Netra Tetap Berkreasi di Tengah Pandemi Covid-19
SDF pun telah memberikan bantuan bagi para difabel netra yang terdampak pandemi untuk kebutuhan sehari-hari dan pelatihan kewirausahaan.
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
BANDUNG - Syamsi Dhuha Foundation (SDF), LSM nirlaba peduli Low vision (Lovi), menggelar serangkaian kegiatan selama Oktober 2020 sebagai bulan peduli penglihatan bertajuk ‘Creativity creates opportunity’.
Kegiatan dalam peringatan Hari Penglihatan Sedunia/ World Sight Day (WSD) 2020 itu juga untuk menyemangati para Difabel Netra (DN) agar tetap berkreasi di tengah pandemi Covid-19.
Walau keadaan terbatas, karena Covid-19 dan fisik, sejumlah difabel netra justru produktif menghasilkan sejumlah karya. Karya yang ditelurkan, di antaranya single perdana The Lulo ‘Rahasia Dibalik Rasa’, DN menari, website ramah DN www.edubilitas.com oleh Cotrium, lagu ‘Yakin & Percaya’ karya Lovi Giska FA.
Baca juga: Tetap Jalan Saat Pandemi, Kemenperin Pacu Aktivitas Industri Tanpa Abaikan Protokol Kesehatan
Baca juga: Bentuk Lulusan Berkarakter, Pandemi Tak Halangi STIE Ekuitas adakan PKKMB
SDF pun telah memberikan bantuan bagi para difabel netra yang terdampak pandemi untuk kebutuhan sehari-hari dan pelatihan kewirausahaan.
Selain itu, SDF juga menghadirkan Ernawan Salimsyah CFA, Praktisi dan Pengamat Industri Manager Investasi & Dr. Didi Tarsidi M.Pd, Dosen Luar Biasa Prodi Pendidikan Khusus, Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Dua sosok yang sudah buktikan keterbatasan penglihatan tak batasi prestasi mereka.
Ernawan Salimsyah CFA yang meraih gelar sarjana Matematika ITB & Master of Applied Finance dari University of Newcastle Australia, sejak awal menekuni kariernya di bidang investasi.
Ernawan mulai dari posisi manager investasi portfolio hingga pernah dipercaya duduki posisi puncak di salah satu perusahaan investasi di Jakarta.
Didikan orangtua yang tak berikan perlakuan khusus karena keterbatasannya, memacunya untuk mengatasi kendala dan fokus asah kemampuannya.
Tak hanya itu, Ernawan pun menggali potensinya untuk berlari dan melihat hal tersebut sebagai tantangan.
“Awalnya tak mudah, dimulai dengan berjalan kaki kemudian rutin berlatih lari, hingga akhirnya bisa perkuat tim angkatan ikut di 24km Ultra Marathon ITB. Sesekali memang masih suka tak sengaja menabrak orang lain, karena tak terlihat dan menimbulkan kesalahpahaman. Namun setelah dijelaskan bahwa saya Low vision, masalahnya pun selesai," ujar Ernawan sambil tersenyum.
Adapun Dr. Didi Tarsidi M.Pd yang kehilangan penglihatannya di usia 5 tahun, meski telah pensiun beliau tetap aktif di bidang pendidikan.
Didi berlatar belakang S1 Bahasa Inggris dan lanjutkan S2 dan S3 nya di bidang Bimbingan dan Konseling UPI.
Aktif lahirkan karya tulis yang membawanya mengikuti berbagai seminar/ kongres di dalam maupun luar negeri, antara lain Norwegia, Jepang, Italia dan Malaysia.
Kredibilitasnya diakui pula dengan ditunjuknya sebagai Ketua Umum Pertuni (2004 – 2014) dan Vice President World Blind Union Asia Pacific (2004 – 2008).
Didi yang belajar secara otodidak dan menekuni bidang IT, sering dijadikan acuan para DN jika alami masalah IT berkat kepiawaiannya tersebut.
“Selain memberikan bantuan langsung untuk keperluan sehari-hari, SDF adakan pelatihan daring ‘Kiat Berwirausaha di Masa Pandemi’, difasilitasi pewirausaha yang juga penyintas Autoimun, Santya Widiati untuk bangkitkan kembali semangat mereka yang nyaris pupus. Acara ini diikuti 33 DN dari berbagai daerah : Bandung, Purwakarta, Garut, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Tangerang, Mojokerto, Surabaya dan Balikpapan, yang jalankan aneka usaha : tempat kost, ternak ikan, jual sembako, pakaian, jasa musik dan tak ketinggalan usaha kekinian berbasis daring. Diharapkan Low Vision Center SDF dapat menjadi salah satu wadah bagi penyandang DN tuk berinteraksi, berkreasi dan sebagai penghubung dengan berbagai lembaga/ institusi lainnya," jelas Manajer SDF Laila Panchasari.
Sementara difabel netra Edi Suwanto dan ketiga rekannya berkreasi menghasilkan www.edubilitas.com dengan fitur-fitur yang mudah diakses oleh para DN.
Itu terpicu oleh motivasi diri, keinginan berikan manfaat, juga keprihatinan atas sulitnya para DN miliki akses pendidikan yang berkualitas dan informatif.
Di sisi lain soft launching single perdana The Lulo ‘Rahasia Dibalik Rasa’ karya Lovi Bagas menyemangati para difabel netra untuk terus berkarya, menggunakan mata hati tuk lihat indahnya dunia. Juga lagu ‘Yakin & Percaya’ kreasi Lovi Giska yang dinyanyikannya sendiri. Tak ketinggalan penampilan para DN menari.
“Tak mudah untuk bergerak dan belajar menari bagi yang tidak dapat melihat contoh gerakan, namun dengan belajar menari identik dengan belajar sabar. Baik bagi yang melakukan maupun yang mengajarkannya. Hal itu bahkan menjadi kelas tersendiri yang penting. Yang SDF coba hidupkan adalah semangat untuk berkreasi dan berinovasi. Memang tak mudah hidup dengan keterbatasan penglihatan, namun janji-Nya, saat Dia ambil 1 kenikmatan maka akan digantikan-Nya dengan kenikmatan yang lain, tak tersesat walau tak melihat," tutur Ketua SDF, Dian Syarief yang juga penyandang autoimun dan Low vision. (*)