Akibat Pergerakan Tanah, Tujuh Rumah di Sumedang Retak dan Jalan Penghubung Ambles

Sejumlah rumah warga di Dusun Bojongtotor, RT 1/1, Desa Sirnamulya Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ichsan
tribunjabar/hilman kamaludin
Akibat Pergerakan Tanah, Tujuh Rumah di Sumedang Retak dan Jalan Penghubung Ambles 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sejumlah rumah warga di Dusun Bojongtotor, RT 1/1, Desa Sirnamulya Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah yang terjadi pada Minggu (18/10/2020).

Pantauan Tribun Jabar, Senin (19/10/2020), rumah warga itu rata-rata mengalami keretakan pada bagian dinding dan lantai setelah terjadi pergerakan tanah akibat intensitas hujan yang sangat tinggi.

Selain menyebabkan keretakan pada rumah warga, pergerakan tanah itu juga menyebabkan jalan penghubung antara Desa Sirnamulya dan Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong ambles hingga jalan tersebut untuk sementara tidak bisa digunakan.

Kasie Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, Yedi mengatakan, pergerakan tanah itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, tepatnya setelah turun hujan deras.

Baca juga: Bek Persib Ini Kecewa, Liga 1 Katanya Mulai Lagi November Tapi Belum Ada Kejelasan

"Tanah bergerak diakibatkan intensitas hujan yang tinggi, dan imbas dari pembangunan Jalan Tol Cisumdawu," ujar Yedi melalui keterangan tertulisnya, Senin (19/10/2020).

Ia mengatakan, dampak dari pergerakan tanah tersebut sebanyak 7 rumah terkena imbas hingga mengalami retak-retak. Namu, PT. Wika selaku pengembang jalan tol tersebut dipastikan sudah bertanggung jawab.

Pihak perusahaan, kata Yedi, memberikan santunan kepada warga yang terkena imbas dengan memberikan uang senilai Rp 1 juta per bulan sebagai uang ganti untuk menyewa rumah sambil menunggu pencairan uang ganti rugi atas rumah dan tanah tersebut.

"Kalau permukaan jalan yang ambles itu bervariatif hingga kedalaman 50 sentimeter dengan panjang retakan yang membelah dari mulai pemukiman rumah yang berada tepat di atas jalan hingga membelah jalur lintasan tol yang tepat berada di bawah jalan," kata Yedi.

Baca juga: Lestarinya Alam Bandung Selatan dan Pembuktian Skutik 125cc Yamaha

Untuk saat ini, jalan amblas tersebut sudah dipasangi garis polisi, sehingga untuk sementara waktu tidak bisa dilalui oleh kendaraan, baik motor maupun mobil demi keselamatan pengendara.

"Untuk sementara waktu jalan dialihkan menuju jalan alternatif lewat jalan desa ke arah Rancakalong," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved