Gatot Nurmantyo Bantah Isu Dicopot dari Panglima TNI Akibat Putar Film G30S/PKI,Ini Fakta Sebenarnya
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menjawab isu soal dia dicopot jabatannya karena pemutaran film G30S / PKI.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
Mantan Panglima TNI tersebut juga menjelaskan tujuannya memutar film tentang sejarah itu untuk para prajurit TNI.
"Bisa aja mereka tidak tahu tentang sejarah kelam tersebut, sedangkan inti dari TNI itu adalah ideologi harus kuat karena dia menjaga kedaulatan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Ia mengaku, kapasitasnya sebagai Panglima TNI kala itu tak perlu izin untuk memutarkan film tersebut.
Menurutnya, presiden saja ikut serta menonton saat pemutaran film G30S / PKI di Bogor.
• Keberadaan Soeharto Saat Malam Jahanam G30S/PKI, Ternyata Sempat Berada di Rumah Sakit, Sedang Apa?
"Saya sebagai Panglima TNI saya memerintahkan nonton prajurit beserta rakyat saya tidak perlu izin. Apakah itu melanggar, tidak. Buktinya presiden ikut nonton di Bogor," katanya.
Menurut Gatot Nurmantyo, belajar sejarah paling mudah melalui menonton film sehingga ia ingin mengingatkan bahwa Indonesia pernah memiliki sejarah kelam pada peristiwa G30S/PKI.
"Kenapa prajurit sama masyarakat karena masyarakat bener-bener enggak tahu itu, pelajaran sejarah paling gampang adalah dengan nyetel film.
Kalau buat buku siapa yang mau baca? Sehingga saya hanya mengingatkan bahwa Indonesia ini pernah ada sejarah kelam," kata Gatot Nurmantyo.
Nama-nama Pahlawan Revolusi
Tak bisa dipungkiri, Indonesia punya sejarah kelam, yaitu peristiwa Gerakan 30 September atau G30S.
Peristiwa tersebut terjadi pada 30 September 1965 di sejumlah daerah, yang mana disebut-sebut merupakan upaya kudeta dari PKI, tapi hal ini masih jadi kontroversi.
Kebenaran mengenai kejadian tersebut, terutama soal siapa dalangnya, masih jadi perdebatan sampai sekarang.
Yang jelas, dalam perisitwa itu, ada sejumlah perwira tinggi militer Indonesia yang gugur dalam tragedi pada tanggal 30 September 1965 malam dan 1 Oktober 1965 dini hari.
Sebagian besar dari mereka, disebut dibantai dan dibuang ke sebuah tempat yang kini bernama Monumen Lubang Buaya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/gatot-nurmantyo_20180507_160446.jpg)