Dua Dokumen Kehidupan Soekarno-Inggit Akan Dilelang, Sejarawan: Sebaiknya Tak Diperjualbelikan

Nina Lubis turut memberikan pandangan ihwal dokumen surat nikah dan akta cerai milik Presiden RI pertama Soekarno dengan Inggit Ganarsih.

Penulis: Ery Chandra | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Mega Nugraha
Dokumen pribadi Ir Soekarno berupa surat nikah? dan surat cerai dengan Inggit Garnasih disimpan selama puluhan tahun oleh Tito Zeni Harmain (73) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejarawan dari Universitas Padjadjaran, Nina Lubis, turut memberikan pandangan ihwal dokumen surat nikah dan akta cerai milik Presiden RI pertama Soekarno dengan Inggit Ganarsih yang hendak dilelang via media sosial.

"Arsip ini memang milik keluarga, tapi sebaiknya tak diperjualbelikan. Alangkah terpujinya bila arsip diserahkan saja ke ANRI. Tentu dengan mendapat ganti rugi," ujar Nina Lubis saat dikonfirmasi Tribun via ponselnya, Kamis (24/9/2020).

Menurutnya, kedua dokumen yang sarat nilai sejarah tersebut memiliki makna sangat penting. Yakni, sebagai sumber primer tentang riwayat hidup satu di antara pendiri bangsa dan presiden pertama Indonesia.

"Dan peranan Ibu Inggit sendiri sebagai tokoh yang mengantarkan Soekarno ke gerbang kemerdekaan," kata penulis buku berjudul "Kajian Tentang Perjuangan Inggit Garnasih (1888-1984)" tersebut.

Nina menyampaikan, sejak 2008 pihaknya telah mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menyimpan arsip penting yang berada di
Rumah Sejarah Ibu Inggit, Jalan Ciateul, Kota Bandung, tersebut.

"Tapi rupanya hal ini belum terlaksana. Entah karena apa," ujarnya merasa heran.

Meski yang menyimpan dokumen asli itu saat ini, dia bilang adalah Tito Zeni Harmain (73), putra dari Asmara Hadi dan Ratna Djoeami, atau anak angkat Inggit Garnasih.

Selain itu, juga ada beberapa peninggalan Inggit dan Sukarno semisal meja tulis, batu pipisan jamu dan lainnya.

"Saya sudah melihat dan membaca dua dokumen itu tahun 2008, waktu akan mengusulkan Ibu Inggit sebagai pahlawan nasional," katanya.

Kisah kehidupan pribadi antara Soekarno dan Inggit bermula di Kota Kembang. Soekarno pada 1921 baru pindah ke Bandung untuk menimba ilmu.

Di indekos milik Inggit itulah benih-benih cinta tersemai. Hingga mereka memutuskan menikah pada 24 Maret 1923.

Suka-duka dilalui bersama. Termasuk saat Soekarno dibui di Penjara Banceuy, serta dibuang ke berbagai tempat pengasingan.

Saat belum dikaruniai keturunan dari Inggit, Soekarno berniat menikahi Fatmawati, namun "ditolak" Inggit.

Berita Persib, Ardi Idrus Lakukan Ini untuk Antisipasi Perjalanan Jauh Pakai Bus ke Madura

Istri yang setia menemaninya sekitar dua dekade tersebut meminta cerai ketimbang dimadu.

Bahtera rumah tangga mereka pun berakhir pada 1942.

Dengan catatan beberapa perjanjian perceraian, seperti janji Soekarno membelikan rumah di Bandung, maupun pemberian nafkah seumur hidup.

Izinkan Persib Bandung Main di GBLA di Tengah AKB Ketat, Ini Alasan Wali Kota Oded

"Inggit tidak pernah sekalipun menanyakan, apalagi menuntut suatu hal yang dijanjikan Soekarno dalam surat perjanjian cerai yang juga disaksikan dan ditandatangani oleh Moh Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan KH Mas Mansoer pada 1942," tulis Ramadhan KH dalam buku "Soekarno: Ku Antar ke Gerbang". (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved