Ketika Soekarno Menangis di Depan Makam Jenderal Ahmad Yani yang Terbunuh pada Peristiwa G30S/PKI
Dalam peristiwa yang terjadi pada 30 September-1 Oktober 1965 tersebut, sejumlah perwira tinggi militer diculik lalu dibunuh.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Dikisahkan, Panglima Angkatan Darat tersebut kala itu sedang tertidur.
• Inilah Makam Ade Irma Suryani, Korban G30S, Ada Kalimat Menyentuh dari Ayahnya, Jenderal AH Nasution
Sementara putranya yang baru berusia tujuh tahun, Irawan Sura Eddy, terbangun.
Eddy mendapati ibundanya tak ada di rumah, karena sedang berada di rumah lainnya di Jalan Taman Surapati.
Kemudian, Eddy pun membangunkan Mbok Mirah, pembantu di rumah Ahmad Yani.
Eddy minta ditemani duduk di ruang keluarga belakang karena dia ingin menunggu ibunya pulang ke rumah.
Namun beberapa saat setelah itu, terdengar suara gaduh dari tempat penjaga di rumah tersebut.
Rupanya, suara tersebut berasal dari sepasukan tentara tak dikenal yang dengan cepat masuk ke halaman rumah.

Tentara itu berseragam Tjakrabirawa, lengkap dengan senjata, begitu menurut keterangan di buku "Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966".
Tentara tersebut dipimpin oleh Pembantu Letnan Satu Mukidjan dan Sersan Raswad.
Mereka lalu masuk, mengepung rumah dari segala penjuru.
Akhirnya, para tentara itu mendapati Eddy dan Mbok Mirah yang tengah duduk di ruang belakang, tak jauh dari pintu belakang rumah.
Tentara tersebut meminta Eddy agar Jenderal Ahmad Yani dibangunkan karena Mbok Mirah tak beranjak dari tempat duduknya.
Eddy pun pergi ke kamar ayahnya, dia menggoyangkan kaki ayahnya tersebut.
• Deretan Ucapan atau Kata-kata untuk Mengenang Pahlawan Revolusi yang Gugur di Peristiwa G30S/PKI
"Pak bangun pak, ada Tjakrabirawa mencari bapak. Bapak diminta datang ke istana," kata Eddy.
Jenderal Ahmad Yani bangun lalu melihat melalui kaca jendela yang menghubungkan ruang makan dengan ruang belakang.