Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani, Jejak Tragedi G30S/PKI, Ada Ruangan yang Tak Boleh Difoto
Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani adalah satu di antara tujuh pahlawan revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Yongky Yulius
Senapan LE Cal 7,62 pabrikan Cekoslovakia yang digunakan untuk menembak Letjen S Parman dan senapan Owengun yang dipakai untuk mengakhiri hidup DN Aidit beserta tokoh-tokoh tertinggi PKI juga tersimpan di sana.
Senjata itu tersimpan di satu bufet kaca.
Di dalam bufet kaca tersebut, ada pula dpakaian milik Jenderal Yani, yaitu kemeja putih dan piyama.
Kemudian, uang lama senilah Rp 123 ribu yang merupakan gaji terakhir Jenderal Ahmad Yani yang belum diserahkan kepada istrinya, juga tersimpan.
Namun, pengunjung tak diperbolehkan untuk memotret di dalam kamar tersebut dengan alasan privasi.
Barang-barang lain yang tersimpan museum tersebut di antaranya adalah barang-barang cenderamata dari beberapa daerah di Indonesia maupun luar negeri, foto keluarga, tongkat komando, pakaian, cincin, kacamata, lencana, hingga keris.
Museum Sasmitaloka Ahmad Yani buka setiap Selasa-Minggu mulai pukul 08.00-14.00 WIB tanpa dipungut biaya.

Nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia
Dihimpun TribunJabar.id dari berbagai sumber, berikut adalah nama-nama Pahlawan Revolusi Indonesia:
1. Jenderal (anm.) Ahmad Yani
Jenderal TNI Anumeerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jateng, 19 Juni 1922.
Ahmad Yani meningga di Lubang Buaya, Jakarta 1 Oktober 1965, ketika umurnya masih 43 tahun.
Kala itu, Ahmad Yani merupakan KASAD atau Kepala Staf Angkatan Darat TNI.
• Kisah Polisi pada Peristiwa G30S/PKI, Lihat Mayat Dibuang ke Lubang Buaya Lalu Ditutup Pohon Pisang
2. Letnan Jenderal (anm.) R. Suprapto
Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920.