Belasan Ekor Kerbau yang Tertimbun Lumpur Panas di Blora Belum Ditemukan, Diperkirakan Sudah Mati
Menurut Bajuri, kepolisian bersama TNI, Perhutani dan BPBD sejak kemarin terus melakukan pemantauan serta penjagaan.
TRIBUNJABAR.ID, BLORA - Sebanyak 17 ekor kerbau yang terjebak hingga terkubur lumpur panas Kawah Oro-oro Kesongo belum juga ditemukan.
Baru satu ekor kerbau yang berhasil diselamatkan. ( kawah meledak di Blora )
17 ternak itu pun diperkirakan mati.
Peristiwa semburan lumpur Kawah Oro-oro Kesongo terjadi di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
"Jadi kemarin, yang berhasil diselamatkan hanya 1 ekor kerbau dan 17 ekor kerbau yang terkubur lumpur panas mengandung gas dimungkinkan mati karena hingga saat ini tak ditemukan," kata Kapolsek Jati AKP Bajuri saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Jumat.
Menurut Bajuri, kepolisian bersama TNI, Perhutani dan BPBD sejak kemarin terus melakukan pemantauan serta penjagaan.
Police line dan papan peringatan kepada warga supaya menjauh juga sudah terpasang.
"Dikhawatirkan semburan muncul lagi," kata Bajuri.
Sementara itu Kepala Desa Gabusan, Parsidi, mengatakan, setelah dilakukan pendataan total kerbau yang terkubur akibat semburan lumpur Kesongo berjumlah 17 ekor.
Upaya pencarian dan penyelamatan belasan ekor kerbau yang terkubur lumpur Kesongo belum bisa dilakukan menyusul lokasi masih berpotensi menyembur dan berbau gas.
Sementara empat orang warga Gabusan yang keracunan gas sudah pulih.
"Belasan ekor kerbau tersebut milik warga Desa Gabusan. Di antaranya Supri, Sukimin, Parjono, Marno, Parjo, Samin dan Kadis. Empat orang warga Gabusan yang keracunan sudah sehat dan dipulangkan ke rumah,," kata Parsidi.
Untuk diketahui kawah lumpur panas Kesongo di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menyembur dahsyat, Kamis (27/8/2020) pagi.
Ledakan lumpur di Petak 141 RPH Padas BKPH Trembes tersebut bahkan getarannya terasa hingga radius 1 kilometer. ( kawah meledak di Blora )
Kawasan Kesongo sendiri adalah keunikan fenomena alam setempat berupa hamparan tanah luas yang terkadang muncul semburan lumpur menyerupai fenomena Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.
Parsidi mengatakan, semburan lumpur kesongo kali pertama muncul pada pagi sekitar 05.30 WIB dengan bunyi dentuman yang memekikkan telinga. Getarannya terasa hingga ke permukiman dalam radius 1 kilometer.
"Ini yang paling tinggi semburannya dan keras suara dentumannya. Pertama semburan hingga belasan meter dan kemudian mereda," kata Parsidi.
Babinsa Gabusan, Serka Jatmiko menyampaikan, dalam peristiwa itu empat orang warga Desa Gabusan dilaporkan keracunan.
Mereka diduga keracunan akibat menghirup gas dari semburan lumpur Kesongo saat sedang menggembala kerbau di dekat lokasi semburan.
"Empat warga, Marno, Sukimin, Kadis dan Warino diduga keracunan gas dan dilarikan ke Puskesmas terdekat," kata Jatmiko.
Tak hanya itu, sambung dia, sebanyak 19 ekor kerbau milik warga juga dilaporkan terjebak hingga terkubur lumpur kesongo.
Saat kejadian, belasan ekor kerbau tengah digembalakan di dekat lokasi semburan lumpur kesongo.
"Baru satu ekor ditemukan dalam kondisi selamat," ujar Jatmiko.
(Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho)
Sebuah kawah lumpur panas di wilayah Blora, Jawa Tengah meledak.
Akibatnya, belasan kerbau yang sedang digembalakan hilang tertimbun material ledakan sementara empat penggembalanya dirawat karena keracunan gas. ( kawah meledak di Blora )
Kawah Oro-oro Kesongo yang terletak di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora meletus, Kamis (27/8/2020).
Akibatnya, belasan ekor kerbau hilang terpendam tanah dan empat warga mengalami keracunan.
"Empat warga kami yang keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit."
"Sekarang kondisinya semakin membaik," kata Kepala Desa Gabusan Parsidi yang dihubungi Tribunjateng.com.
Parsidi melanjutkan, empat warganya tersebut merupakan penggembala kerbau di kawasan Oro-oro Kesongo.
Saat kejadian ada sekitar 30 kerbau yang digembalakan di situ.
"Ada 18 kerbau tenggelam ke dalam tanah akibat letusan itu."
"Tapi saat itu ada satu kerbau akhirnya bisa selamat," katanya.
Parsidi mengatakan, letusan Oro-oro Kesongo pada hari ini terjadi sebanyak tiga kali.

Pertama pada pukul 05.30 WIB atau setelah fajar.
Pada letusan ini, semburan lumpur dan gas mencapai ketinggian sekitar 75 meter.
Kemudian letusan kembali terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Saat itu material menyembur sampai ketinggian 55 meter.
Pada letusan kedua inilah empat warga yang menggembalakan kerbau mengalami keracunan.
"Letusan ketiga yakni sekitar pukul 13.00, ketinggian material lumpur yang disemburkan sekitar 25 meter," kata dia.
Akibat kejadian ini, pemangku kebijakan dari pemerintah daerah sudah mendatangi lokasi.
Begitu juga kepolisian juga telah mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.
"Dari (pemerintah) kabupaten juga sudah datang untuk mengecek," tandasnya.
Kawah Oro-oro Kesongo memiliki kemiripan dengan Bleduk Kuwu yang ada di Grobogan.
Namun, kata Parsidi, intensitas letusan dari perut bumi di Oro-oro Kesongo sangat jarang.
"Paling setahun ada letusan sekali atau dua kali biasanya.
Tapi tidak berkali-kali sampai tiga dalam sehari seperti hari ini," tandasnya.
(Tribun Jateng/ Rifqi Gozali)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Kawah Oro-oro Kesongo di Blora Meletus Tiga Kali Hari Ini, 4 Gembala Kerbau Masuk RS"