Keluarga Besar Kesultanan Cirebon Tolak PRA Luqman Zulkaedin Jadi Sultan Sepuh XV, Ini Alasannya
Namun, dalam pernyataan sikap yang disampaikannya tidak menyebut adanya perihal penolakan tersebut.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - keluarga besar Kesultanan Cirebon yang meliputi Keraton Kanoman, Keprabonan, Kacirebonan, dan Kasepuhan menolak penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV.
Saat ini, PRA Luqman Zulkaedin masih berstatus putra mahkota dan rencananya akan dinobatkan sebagai Sultan Keraton Kasepuhan pada Minggu (30/8/2020).
Penolakan tersebut disampaikan dalam pernyataan sikap keluarga besar Kesultanan Cirebon di kompleks Makam Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Selasa (24/8/2020) malam.
Perwakilan kerabat Kesultanan Cirebon, Elang Tommy Iplaludin Denda Brata, mengatakan, penolakan tersebut dikarenakan Luqman bukan merupakan keturunan Sunan Gunung Jati.
Namun, dalam pernyataan sikap yang disampaikannya tidak menyebut adanya perihal penolakan tersebut.
Poin kedua pernyataan sikap itu hanya menjelaskan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab mengenai akan diadakannya penobatan atau jumengan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Kasepuhan Cirebon.
"Dari pernyataan kami sudah jelas, ada bahasa tidak bertanggung jawab apabila Luqman dinobatkan sebagai Sultan, bisa diartikan kami menolak (penobatan sultan)," kata Elang Tommy Iplaludin Denda Brata.
Ia menegaskan, keluarga besar Kesultanan Cirebon tidak memihak kepada siapapun, khususnya polemik pewaris takhta Keraton Kasepuhan.
Terutama munculnya pihak-pihak yang menyatakan sebagai "yang paling berhak" menempati posisi tersebut meski bukan keturunan Sunan Gunung Jati.
Yakni, Raharjo Djali yang mengaku sebagai cucu Sultan Sepuh XI, Tadjoel Arifin Djamaluddin Aluda Mohammad Samsudin Radjaningrat, dan Ketua Umum Santana Kasultanan Cirebon, Pangeran Kuda Putih atau Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja.
Karenanya, sebagai keturunan Sunan Gunung Jati pihaknya berniat meluruskan sejarah, khususnya masa-masa yang disebut sebagai sejarah peteng (gelap) Cirebon.
"Kami tidak berpihak kepada siapapun, dalam hal ini pihak yang berkonflik dalam perebutan kursi Sultan Kasepuhan," ujar Elang Tommy Iplaludin Denda Brata.
Elang Tommy mengaku keluarga besar Kesultanan Cirebon telah mempunyai kandidat untuk menempati posisi Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon.
Namun, ia menegaskan belum bisa disampaikan sekarang mengenai siapa sosok yang dianggap paling pantas atas posisi tersebut.
"Nanti ada episode berikutnya, yang jelas sudah ada (sosoknya), dan dipastikan masih keturunan kanjeng sinuhun Sunan Gunung Jati," kata Elang Tommy Iplaludin Denda Brata.