Karyawati Jadi Otak Pembunuhan Bos di Kelapa Gading, Mengaku Kesurupan Arwah Ayah saat Suruh Pelaku
Karena korban diketahui selalu pulang ke rumah untuk makan siang, saat itulah penembakan kepada korban akan dilakukan.
Motif pelaku
Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana mengungkap awal mula pembunuhan berencana yang dilakukan 12 orang tersangka tersebut.
Ide pembunuhan itu pertama kali dicetuskan NL (34).
NL adalah karyawan keuangan di PT Dwiputra yang juga merupakan perusahaan milik korban Sugiarto.
Pelaku kesal dengan korban lantaran pernah dilecehkan dan dimarahi secara verbal selama bekerja di sana.
"Pelaku dianggap melecehkan selama ini. Sering marah-marah dan yang kedua sering mengajak untuk melakukan hal-hal yang di luar sebagai pimpinan maupun karyawan yaitu bersetubuh. Dan juga ada pernyataan yang menyatakan istilahnya tidak laku atau perempuan tidak laku," kata Nana di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Tak hanya itu, dia juga merasa terancam lantaran diduga menggelapkan uang pajak perusahaan yang tidak dibayarkannya ke Kantor Pajak.
"Selama 2012 sampai 2020 itu korban bekerja di bagian admin atau keuangan. Selama ini banyak mengurusi pajak, yang rupanya tidak semuanya disetor ke kantor pajak. Ada indikasi menggelapkan uang tersebut sehingga ada beberapa kali teguran yang dari pajak Jakarta Utara," jelasnya.
Dengan itulah, korban juga mengancam NL akan melaporkannya ke polisi atau penggelapan dana pajak itu.
"Jadi NL juga takut dilaporkan polisi atas uang pajak yang digelapkannya, ini jadi motif kedua, merencanakan membunuh korban," kata .
Karena hal itulah, NL menceritakan semua keluh kesahnya ke suami sirinya tersangka Ruhiman alias R (42) alias MM.
"NL meminta suami sirinya membantunya untuk menghabisi atau membunuh korban. Dalam hal mencapai tujuan maksudnya, NL menyiapkan uang Rp 200 juta," kata Nana.
Dari sanalah, kata Nana, R suami siri NL bersama NL sendiri merancang dan merencanakan pembunuhan terhadap korban.
"Sehingga R mengajak para pelaku lainnya, yang diketahui semuanya adalah bekas murid dari ayah NL yang merupakan guru atau orang yang disegani di Lampung," kata Nana.
Perencanaan kata Nana dilakukan oleh NL, R dan para pelaku lainnya yang terlibat di 5 lokasi sebanyak 5 kali.
"Sehingga totalnya ada 12 orang pelaku yang terlibat dalam kasus ini, dan saya sebut sindikat pembunuhan berencana," kata Nana.
Untuk memuluskan aksinya, tanggal 4 Agustus 2020, NL mentransfer uang Rp100 Juta dari rekening miliknya ke rekeningmilik tersangka lainnya MR, atas sepengetahuan suami sirinya R.