Gara-gara Cium Tangan Orang yang Sudah Tua, Sembilan Orang di Tangerang Terpapar Covid-19
Sembilan warganya terpapar Covid-19 setelah mereka mencium tangan seorang pria yang sudah sepuh.
WHO juga menekankan perlunya pengawasan orang dewasa untuk membantu anak menggunakan, memakai, dan melepaskan masker dengan aman.
• WHO Keluarkan Pedoman Covid-19 Terbaru, Khusus untuk Anaka-anak Tapi Orang Tua Harus Tahu
3. Anak balita
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) dalam keadaan normal boleh tidak mengenakan masker.
Bagi orang dewasa yang menghabiskan waktu dengan anak-anak, WHO mengatakan semua orang di bawah usia 60 tahun dan orang dewasa sehat harus memakai masker kain, ketika tidak bisa menjaga jarak satu meter dengan orang lain.
"Ini sangat penting untuk orang dewasa yang bekerja dengan anak-anak, yang mungkin sering berinteraksi satu sama lain," kata WHO.
Panduan WHO tidak menentukan apakah anak di atas usia 12 tahun harus memakai masker di sekolah.
Namun mungkin kebijakan ini akan muncul saat tahun ajaran baru dimulai.
Perancis baru-baru ini mewajibkan semua anak berusia di atas 11 tahun, dan sejumlah sekolah di Inggris mewajibkan semua anak memakai masker.
Dilansir Reuters, Minggu (23/8/2020), hingga kini memang masih sedikit pemahaman tentang bagaimana anak-anak menularkan virus corona.
Namun berdasar bukti riset yang ada, anak remaja lebih berpotensi menularkan virus corona SARS-CoV-2 dibanding anak-anak yang lebih muda.
Sama seperti orang dewasa.
WHO dan UNICEF menambahkan, lebih banyak data diperlukan untuk lebih memahami peranan anak-anak dan remaja dalam penularan virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Saat ini lebih dari 800 ribu orang di seluruh dunia meninggal karena Covid-19.
• Jumlahnya Terbatas, Harga Tiket Kereta Api Jakarta-Bandung dan Jakarta-Cirebon Hanya Rp 75 Ribu
Setidaknya menurut data Universitas Johns Hopkins ada lebih dari 23 juta kasus dikonfirmasi, dengan jumlah kasus tertinggi adalah AS, Brasil, dan India.
Namun, jumlah sebenarnya orang yang sedang atau pernah terpapar virus corona SARS-CoV-2 diyakini jauh lebih tinggi mengingat pengujian yang tidak memadai dan banyaknya kasus tanpa gejala.