Main Tandang Dilarang Naik Pesawat Terbang, Begini Kata Robert Alberts
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 melarang klub peserta untuk menggunakan pesawat terbang
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 melarang klub peserta untuk menggunakan pesawat terbang pada saat pertandingan tandang.
Sebagai gantinya, klub harus menggunakan bus untuk berpindah dari satu kota ke kota lainnya selama penyelenggaraan Liga 1 2020 yang akan dimulai pada 1 Oktober mendatang.
Liga 1 2020 sendiri sepenuhnya akan digelar di Pulau Jawa. Sehingga klub dari luar Pulau Jawa wajib memilih alternatif stadion untuk dijadikan kandang.
• Dana Hibah Rp 2,4 Juta untuk UMKM di Kota Bandung, Baru Binaan BRI yang Cair, yang Lain Belum
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, menilai, kebijakan ini akan menguras tenaga para pemainnya yang harus melakukan perjalanan selama berjam-jam.
"Keuntungan bermain di kandang tentu pemain akan merasa lebih nyaman, tetap tinggal di Bandung. Tidak untungnya adalah ada banyak perjalanan yang harus kami lakukan menggunakan bis dan rata-rata harus menempuh perjalanan 12 jam untuk bertanding," ujar Robert dalam wawancara via Zoom setelah latihan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Jumat (21/8/2020).
Waktu tempuh selama 12 jam itu, lanjut Robert hanya untuk perjalanan pergi saja. Pada saat perjalanan pulang ke Bandung, butuh waktu tempuh yang kurang lebihnya sama.
Sehingga setiap kali Persib bertanding tandang, para pemain akan diperjalanan selama satu hari penuh.
"Ditambah kami harus mulai bersiap untuk pertandingan berikutnya," katanya.
Namun kondisi seperti ini kata Robert bakal dialami oleh seluruh klub peserta Liga 1.
• Hari Ini Arus Lalu Lintas Menuju Lembang Ramai Lancar, Siap-siap Besok Berpotensi Macet
Meskipun tim yang berada di tengah Pulau Jawa akan sedikit diuntungkan karena perjalanan akan lebih singkat.
"Untuk tim yang tinggal di Yogyakarta bisa mengurangi waktu perjalanan (karena di tengah-tengah), tapi bagi kami cenderung lebih banyak waktu yang ditempuh untuk perjalanan," ujarnya.
Walaupun ia mengakui bahwa kondisi ini akan sangat berat untuk dijalani, Robert memahami kebijakan yang dibuat adalah demi keamanan dan kelancaran kompetisi Liga 1.
'Tapi itu adalah bagian dari kondisi saat ini, jadi kami harus menerimanya dan harus bersiap sebaik mungkin di kondisi seperti ini," katanya.