Ketua PGRI Kuningan Apreasiasi Polri/TNI Peduli Pendidikan, Sediakan WiFi untuk PJJ
Ketua PGRI Kuningan, Pipin Mansyur Aripin, mengapresiasi penyediaan WiFi di setiap mapolsek dan mako danaramil se-Kuningan.
Laporan Kontibutor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Ketua Persatuan Guru Republik Indoensia (PGRI) Kuningan, Pipin Mansyur Aripin, mengapresiasi penyediaan WiFi di setiap mapolsek dan mako danramil se-Kuningan.
"Kami sambut baik kepada TNI/Polri di Kuningan, dalam menyediakan jaringan WiFi gratis untuk pelajar saat melakukan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19," kata Pipin Mansyur Aripin, Kamis (20/8/2020).
Pembelajaran jarak jauh (PJJ), kata dia, hingga saat ini terus berlangsung. Semua siswa mengikuti kegiatan itu karena belum ada kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.
"Untuk KBM tatap muka kami tunggu regulasinya seperti apa," katanya.
Mengenai dugaan munculnya klaster Covid-19 d sektor pendidikan, Pipin belum tahu data yang sebenarnya.
"Namun hingga sekarang, untuk kalangan tenaga pendidik masih aman dan selalu melakukan standar kesehatan Covid-19," katanya.
Di Kuningan, ada penambahan enam kasus Covid-19, Kamis (20/8/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Susi Lusiyanti, menjelaskan, dari enam orang yang terkonfirmasi positif, empat di antaranya merupakan kontak erat dari klaster RSUD 45.
"Hari ini ada penambahan enam kasus baru. Empat di antaranya merupakan hasil tracing kontak erat klaster RSUD 45," kata Susi Lusianti saat dihubungi via ponselnya, Kamis (20/8/2020).
Empat orang itu tanpa gejala klinis dan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Sedangkan dua orang lainnya, merupakan pasien RSUD 45 Kuningan yang menjalani swab dengan hasil positif," katanya.
Bupati Kuningan, Acep Purnama, menduga kasus baru Covid-19 di Kabupaten Kuningan berasal dari klaster RSUD atau pendidikan.
"Ya, bisa saja. Namun validasinya nanti menyusul akan dilakukan rapat Tim Gugus Tugas Covid terlebih dahulu," kata Acep Purnama, Kamis (20/8/2020). .
Jika benar muncul klaster pendidikan, kata Acep, ini akan menjadi kajian serius penyelenggara pendidikan.