Persib Bandung

Shahril Ishak Pernah Benar-benar Down di Persib karena Hal Ini, Izin Pergi kepada Umuh

Pemain asal Singapura, Shahril Ishak, mengungkapkan kesulitannya ketika bermain untuk Persib Bandung pada musim 2010/2011.

Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Giri
Tabloid Bola
Shahril Ishak saat memperkuat Persib Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemain asal Singapura, Shahril Ishak, mengungkapkan kesulitannya ketika bermain untuk Persib Bandung pada musim 2010/2011.

Ketika itu, Shahril Ishak  yang datang sebagai pemain bintang tidak mampu menunjukkan permainan terbaiknya.

Satu di antaranya adalah faktor posisi bermain yang tidak ideal ketika berseragam Maung Bandung.

Shahril mengaku, posisi terbaiknya ketika bermain adalah saat ditempatkan di belakang striker.

Namun saat di Persib, posisinya justru lebih banyak beroperasi di sayap dan gelandang tengah.

"Aku pemainnya yang bebas. Kalau bebas, penampilan aku tinggi. Jadi aku dikurung di sana. Sempit aku. Jadi aku banyak di cadangan. Aku tidak puas," ujar Shahril kepada Tribun melalui sambungan telepon, Selasa (18/8/2020).

Selain itu, pelatih Persib kala itu, Daniel Jovo Cuckovic dan Daniel Roekito sebagai pengganti memasukkan nama pemain lokal di posisinya.

Sehingga kesempatan untuk bisa bermain dengan menit lebih banyak tidak didapatkan Shahril kala berseragam Persib.

"Tempat aku ada Eka (Ramdani). Masalahlah aku kalau Eka dicadangkan. Tidak benar. Atep di kanan, di kiri dulu ada pemain muda, Jejen, Siswanto. Semuanya rising star, mau naik," katanya.

Dengan bertumpuknya pemain-pemain berkualitas, Shahril sempat berpikir kalau ia berada di situasi yang sangat sulit.

Di satu sisi, mantan kapten timnas Singapura itu ingin memberikan kontribusi maksimal.

Namun di sisi yang lain, ia sadar bahwa posisi bermain idealnya sangat sulit didapatkan.

"Aku mau kasih kontribusi yang lebih untuk Persib tapi aku kerap di cadangan. Aku hampir selalu main di away game, aku starting line up. Ada dua-tiga game starting line up. Kamu tahu kalau di away game, first eleven-nya bukan yang betul. Second team-lah, boleh dikatakan," katanya.

"Jadi hasilnya tidak bagus, jadi aku bilang sehabis pertandingan, aku pikir di kamar, waduh ini enggak bener ini. Kalau away game aku di starting, kalau home game, aku enggak," katanya.

Shahril pun berujar ada momen yang membuat dirinya benar-benar terpuruk ketika berseragam Persib.

Pada satu pertandingan, Shahril masuk dari bangku cadangan dan hanya diberikan waktu lima menit.

"Itu membuat aku benar-benar down. Aku waktu itu setengah musim saja. Bukannya aku dibuang, yah," katanya.

Setelah tau situasinya tidak memungkinkan lagi bermain di Persib, Shahril memutuskan untuk hijrah.

Kala itu, ia sempat memohon izin kepada Umuh Muchtar yang menjadi manajer tim untuk melepasnya ke tim lain.

"Aku ngobrol sama Pak Haji Umuh, bicara sama dia, di rumahnya dengan baik. Aku bilang, aku harus ada menit bermain, kalau coach tidak perlukan aku, buat apa aku di sini," ujarnya.

Sebagai pemain profesional, Shahril mengaku tidak bisa terus berada di bangku cadangan.

Dia ingin mendapat menit bermain sehingga Persib merasa pantas telah mengontraknya.

"Harus profesional, kita sebagai pemain membutuhkan menit bermain. Walaupun kamu membayar aku mahal tapi aku tidak memberikan kontribusi buat apa. Terus sudah bicara dengan Pak Haji Umuh lalu Pak Haji Umuh bebaskan saya," ucapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved