Segel Bakal Makam Sesepuh Sunda Wiwitan Dibuka, Bupati Kuningan : IMB Batu Satangtung Sudah Ada
Anggota Satpol PP Kabupaten Kuningan membuka segel bangunan bakal makam sesepuh masyarakat Adat Karuhun Urang
"Kedepan kami lakukan kajian ulang melalui tim, yang segera dibentuk dalam kebutuhan tersebut," katanya.

Sebelumnya, polemik Pembangunan Tugu/Batu Satangtung di Curug Cigo'ong, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, mendapat perhatian dari DPD PDIP Jawa Barat.
Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono didampingi Bupati Kuningan H Acep Purnama dan Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda serta Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy dan Anggota Fraksi PDIP DPRD lainnya, melakukan kunjungan ke kediaman Pupuhu Akur Sunda Wiwitan Tri Panca Tunggal, yakni Djati Kusumah.
Dalam kegiatan tadi, rombongan partai berlambang kepala banteng moncong putih, itu mendapat sambutan dari keluarga besar Akur Sunda Wiwitan Kuningan. S
Seperti terlihat Istri Djati Kusumah yakni Emalia Wigarningsih dan sejumlah putra - putrinya, Gumirat Barna Alam, Juwita, Dewi Kanti dan Pangaping Girang Akur Sunda Wiwitan, Okky Satrio.
Mengawali perbincangan dalam kekeluarga tadi, Juwita yang merupakan perwakilan keluarga Akur Sunda Wiwitan ini mengatakan, Pembangunan Tugu/ BatuSatangtung ini merupakan pesan dari Rama Djati Kusumah sebagai tokoh toleran.
"Terima kasih atas kunjungan bisa bersilaturahmi langsung ke sini," kata Juwita saat mengawal perbincangan dengan rombongan.
D itempat sama, Emalia Wigarningsih mengatakan, pihaknya hanya ingin mendapat pelayanan sebagai masyarakat biasanya.
"Tolong pak minta rehab nama atau identitas kami yang selama ini menjadi penilaian beragam dari masyarakat lainnya," katanya.

Sebagai anak bangsa, kata Emalia, pihaknya tidak ingin macam - macam dalam menjalani kehidupan, baik dengan lingkungan sekitar dan sosial.
"Kami sekadar menjalankan sebagaimana tertuang dalam Pancasila yang menjadi simbol bangsa," kata Emalia dibenarkan Gumirat Barna Alam.
Emalia mengatakan, polemik ini bukan merupakan konflik internal keluarga yang menjadi bahasan pemerintah. Terlebih kondisi ini bupati pun mengetahui permasalahan keluarga paseban beberapa waktu lalu.
"Kami tegaskan ini bukan masalah keluarga, hanya orang tertentu yang beranggapan demikian. Toh, kami secara terbuka terhadap lingkungan tentang keberadaan kami sebagai warga adat," katanya.