Kakek ini Mantan Pejuang Kemerdekaan, Nasibnya Kini Berjuang Jualan Mainan di Pinggir Jalan
Nasib Pilu Pak Min Mantan Pejuang Kemerdekaan RI, Kini Berjuang Jual Mainan di Pinggir Jalan
TRIBUNJABAR.ID - Seorang kakek bernama Pak Min ini merupakan mantan pejuang kemerdekaan viral di media sosial.
Di usianya yang senja ia masih gigih berjuang mencari nafkah.
Delapan puluh tujuh tahun usia Pak Min, tak kenal lelah bekerja meski wajah dan tubuhnya memperlihatkan hal sebaliknya.
Kini 75 tahun setelah Indonesia merdeka, Pak Min masih tetap berjuang.
• Daftar 10 Lagu Tema Kemerdekaan Indonesia Cocok Diputar di Momen 17 Agustusan, Download di Sini
Ia tak lagi mengangkat senjata, namun berjuang di pinggiran jalan dengan perjuangan yang berbeda.
Pak Min berjualan mainan di tengah teriknya sinar matahari dan dinginnya malam Kota Solo.
Kisah itu dibagikan pertama kali oleh akun TikTok @ceritadisolo, yang kemudian diunggah ke Instagram oleh @thoric.idn.

Dalam video tersebut terlihat, beberapa foto yang menunjukkan Pak Min sedang berjualan mainan.
Dalam keterangan videonya, pemilik akun @thoric,idn menjelaskan, Pak Min saat masih muda turut melawan penjajah.
Saat dikonfirmasi, Ahmad Thoric menceritakan sosok Pak Min yang dikenalnya sebagai sosok yang inspiratif.
Thoric menceritakan, Pak Min lahir 1933, ayahnya meninggal karena tertembak pasukan Belanda saat berperang.
Akhirnya, saat Pak Min masih muda, ia ikut berperang mewalan penjajah dalam Agresi Militar Belanda II di Donohudan, Boyolali.
"Karena waktu itu beliau masih berusia sekitar 16-17 tahun sama komandan-komandannya itu dibilangin gini 'kamu itu masih kecil, kamu itu pantasnya malah jadi mata-mata, kamu nggak bakal ketangkap sama orang Belanda'," kata Thoric menirukan ucapan Pak Min melalui sambungan telepon kepada Tribunnews.com, Senin (10/8/2020).
• Kumpulan Kutipan Terkenal Bung Karno, Bagikan Saat Momen Kemerdekaan 17 Agustus ke Medsos atau WA
• Makna & Tema 17 Agustus 2020 HUT RI Ke-75 Gambarkan Perisai Indonesia Maju Hadapi Persaingan Global
Dari situ, Pak Min ditugaskan sebagai mata-mata Indonesia untuk mengawasi gerak-gerik Belanda.
Menurut penuturan Pak Min kepada Thoric, dahulu saat menjajah Indonesia, Belanda juga punya antek-antek yang merupakan orang Indonesia.
Antek-antek tersebut mudah dikenali karena selalu membawa kaca di genggaman tangannya.
"Tugasnya waktu itu, jadi Belanda itu kata beliau juga punya antek-antek orang Indonesia, antek antek itu bawaannya gampang banget."
"Kalau tangannya ada cermin, genggam cermin. Itu fungsinya ngasih kode ke Belanda daerah tersebut kalau sudah dipantulkan sinar dari cermin nanti nggak begitu lama ada pesawat Belanda nge-bom wilayah tersebut."
"Nah ceritanya beliau itu, beliau men-survey kayak gitu," papar Thoric.
Kepada Thoric, Pak Min menceritakan, dulu hampir setiap hari ia melihat mayat tergeletak di pinggir jalan.
"Beliau itu menceritakan, 'dulu itu setiap hari di daerah Donohudan tempatku itu 15-20 orang itu pasti ada mayat-mayat di pinggir jalan'," jelas Thoric menirukan ucapan Pak Min.
Kemudian saat terjadi peristiwa G30S PKI, Pak Min tak ikut berperang karena sudah bekerja di Jakarta.
Namun, adanya peristiwa G30S PKI membawa dampak untuk pekerjaan Pak Min, semua proyeknya terpaksa berhenti dan ia akhirnya memutuskan pulang ke Solo.
"Waktu peristiwa G30S PKI beliau ada di Jakarta, karena resesi kemelut seperti itu akhirnya beliau pulang ke Solo."
Di Solo, Pak Min bekerja di Dinas Pekerjaan Umum (DPU), namun karena gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat itu kecil, akhirnya ia banting setir ke dunia usaha.
Kemudian, pada tahun 1970an, Pak Min menekuni usaha berjualan lampu semprong.
• Kumpulan Gambar GIF Menarik dan Ucapan Kemerdekaan Indonesia, Cocok Dikirim via WA Saat 17 Agustus
Karena usahanya itu, ia juga dijuluki Pak Min Semprong.
Namun, usaha itu hanya berjalan 10 tahun, lampu semprong mulai meredup tergantikan dengan lampu PLN.
Pak Min akhirnya memutuskan untuk berjualan mainan hasil buatan tangganya sendiri.
"Aku sempat beli mainannya itu memang handmade beneran jadi jangan tanya kualitasnya, ya kualitas Pak Min aja."
"Pak Min itu jualan pistol-pistolan sama pesawat dari gabus (handmade), yang lain kulakan seperti celengan, topeng dan lain lain," kata Thoric.
Thoric yang merupakan konten kreator mengatakan, harga mainan yang dijual Pak Min bervariatif, mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Nasib Pilu Pak Min Mantan Pejuang Kemerdekaan RI, Kini Berjuang Jual Mainan di Pinggir Jalan