Kualitas Pembelajaran Menurun, Mendikbud Akui Belajar Jarak Jauh Tidak Optimal

Nadiem mengatakan pemerintah membuka opsi untuk menggelar pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 pada zona kuning.

kompas.com/DOK. KEMENDIKBUD
Mendikbud Nadiem Makarim dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 yang dilaksanakan Kemendikbud secara daring, Sabtu (2/5/2020). 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengakui metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi covid-19 menurunkan kualitas pembelajaran. Nadiem mengatakan PJJ membebani guru, murid, dan orang tua murid.

"Ada penurunan kualitas akibat tidak ada tatap muka," ujar Nadiem dalam diskusi daring, Selasa (11/8).

Namun, Nadiem menegaskan penurunan kualitas pembelajaran akibat sistem PJJ tidak hanya terjadi di negara berkembang. "Pembelajaran jarak jauh tidak seoptimal pembelajaran secara tatap muka. Ini ada risetnya. Contohnya, perguruan tinggi masih lumayan optimal, SMA agak sulit, SMP sulit, SD sangat sulit, dan paud luar biasa sulit,” kata Nadiem.

Menurut Nadiem, guru dituntut komprehensif mengajar semua kompetensi dasar yang berimbas pada menumpuknya pekerjaan rumah murid. "Guru-guru tidak punya opsi,” katanya.

Nadiem mengatakan pemerintah membuka opsi untuk menggelar pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 pada zona kuning. Aturan ini dikeluarkan setelah pemerintah merevisi surat keputusan bersama (SKB) tentang Panduan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi Covid-19.

"Untuk memperbolehkan, bukan memaksakan, pembelajaran tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.

Kemendikbud mengizinkan praktik secara langsung di sekolah SMK selama masa pandemi korona ini. Direktur SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M Bakrun menegaskan pelaksanaan praktik di SMK harus sesuai protokol kesehatan.

Bakrun mengatakan menjaga harak diterapkan oleh SMK dengan membagi sistem rotasi dalam pelajaran praktik. Menurut dia, SMK dapat menggunakan sistem ganjil genap dalam menentukan siswa yang menjalankan pelajaran praktik di sekolah.

Namun, menurut Bakrun, Kemendikbud memberikan kebebasan bagi sekolah menentukan skema pembelajaran asal sesuai protokol kesehatan.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan pandemi Covid-19 mendorong penggunaan teknologi daring dalam perkualihan..

"Selama 20 tahun upaya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sangat minim, nyatanya hanya sedikit sekali perguruan tinggi yang menggunakan teknologi. Akibat pandemi, justru pelaksanaan pembelajaran daring mendadak dilakukan dalam waktu singkat," kata Nizam.

Nizam berharap belajar di perguruan tinggi secara daring dipertahankan selama masa pandemi korona. Masa pandemi Covid-19, menurut Nizam, menghasilkan banyak inovasi di perguruan tinggi.**

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved