Sebanyak 40.852 Siswa SMP di KBB Belajar Secara Daring, untuk Luring Begini Caranya
inas Pendidik (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah mencatat sebanyak 40.852 siswa SMP melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring).
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Dinas Pendidik (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) telah mencatat sebanyak 40.852 siswa SMP melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring).
Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan KBB, Dadang A Sapardan, mengatakan, hasil itu berdasarkan survei untuk mendapatkan angka pasti terkait dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di akhir tahun ajaran lalu untuk jenjang SMP.
Survei itu untuk mempermudah pendataan siswa yang belajar secara daring dan luring.
Survei dilakukan kepada total 188 sekolah jenjang SMP yang ada.
Dari jumlah sekolah tersebut, SMP negeri sebanyak 77 dan SMP swasta sebanyak 111.
Perinciannya, SMP negeri regular sebanyak 67, SMP negeri terbuka sebanyak 10, SMP swasta kurikulum nasional sebanyak 107, dan SMP swasta kurikulum internasional dengan istilah satuan pendidikan kerja sama (SPK) sebanyak 4 sekolah.
"Dari sebanyak 188 SMP, yang mengisi survei sebanyak 103 sekolah atau sekitar 54,78 persen. Yakni 56 SMP negeri atau 54,39 persen dan 47 SMP swasta atau 36,15 persen," ujar Dadang melalui sambungan telepon, Minggu (26/7/2020).
Dari data yang sudah diperolehnya, kecamatan yang sudah terwakili di antaranya Kecamatan Batujajar sebanyak 5 dari 7 sekolah (71,41%), Cihampelas 4 dari 10 (40%), Cikalongwetan 7 dari 14 (50)%, Cililin 6 dari 13 (46,15%), Cipatat 6 dari 11 (54,54%), Cipeundeuy 5 dari 9 (55,55%), Cipongkor 4 dari 11 (36,36%). Kemudian Cisarua 1 dari 5 (20%), Gununghalu 6 dari 12 (50%), Lembang 22 dari 25 (88%), Ngamprah 9 dari 17 (52,94%), Padalarang 11 dari 18 (61,11%), Parongpong 7 dari 12 (58,33%), Rongga 2 dari 10 (20%), Saguling 3 dari 4 (75%), dan Kecamatan Sindangkerta 5 dari 10 sekolah (50%).
Berdaraskan hasil survei dari 103 sekolah, jumlah siswa yang melaksanakan PJJ dengan moda daring dan luring sebanyak 48.471 siswa atau sekitar 79,57%. Dari jumlah 48.471 siswa tersebut, sebanyak 40.852 atau 81,34% melaksanakan pembelajaran dengan moda daring, sedangkan sisanya, sebanyak 7.619 siswa atau 18,66% melaksanakan pembelajaran dengan moda luring.
• Sapi Dibeli Presiden Jokowi untuk Kurban, Ini yang Dilakukan Peternak Agar Sapi Rp 89 Juta Nyaman
"Pada tahun pelajaran lalu jumlah siswa jenjang SMP ada sebanyak 60.913 siswa, " sebutnya.
Dadang mengungkapkan untuk pola pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru banyak memanfaatkan aplikasi seperti Google Form, Quizziz, Quipper School, Zoom Meeting,Webec Meet, video pembelajaran, dan WhatsApp.
• Sanksi Denda Masker Diberlakukan Besok, Namun Anak di Bawah 2 Tahun Dianjurkan Tak Pakai Saja
• Tak Bisa Masuk Jakarta, Penjualan Hewan Kurban di CIanjur Seminggu Menjelang Hari H Masih Lesu
Sedangkan materi luring dilakukan dengan beberapa cara di antaranya meminta bantuan guru yang rumahnya dekat dengan siswa, orang tua siswa mengambil tugas ke sekolah, memanfaatkan buku paket untuk penugasan, atau membuat kelompok belajar di mana ada siswa memiliki HP Android.
"Memang PJJ tidak ideal tapi ini cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Tinggal sekolah mendorong guru agar dapat melakukan pembelajaran dengan dua metode, mengingat tidak semua siswa mempunyai akses belajar daring," katanya. (*)