Virus Corona di Jabar
UPDATE Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Bandung, Tim Riset Masih Belum Bisa Melaksanakan, Ini Alasannya
Ketua Tim Riset Prof Dr Kusnandi Rusmil, mengatakan uji coba klinis vaksin Covid-19 belum bisa dilakukan karena masih menunggu izin pengujiannya . . .
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Pre clinical trial berarti melakukan mencari antigennya. Indonesia sendiri sebenarnya sudah mulai mencari antigennya juga.
Vaksin yang akan digunakan dalam pengujian, katanya, secara fisik dan kimia sudah stabil.
Kalau sudah stabil, vaksin ini diujicobakan kepada binatang. Jika berhasil dicoba pada binatang, dan ternyata vaksin ini aman pada binatang dan membentuk zat anti, baru boleh dilakukan pada manusia pada Fase 1.
"Akhirnya masuklah Fase 1 pada manusia. Fase 1 pada manusia itu sudah bisa diuji coba ke 50 orang sampai 100 orang. Gunanya untuk melihat bahwa vaksin ini aman atau tidak," katanya.
Setelah Fase 1 berhasil, hasil ilmiahnya harus dipublikasikan secara internasional, masuk ke majalah ilmiah masuk ke WHO untuk bisa diakses semua orang di dunia.
"Kemudian, masuklah pada fase 2, yakni jumlah subjek uji yang digunakannya sampai 400 orang. Ini juga untuk melihat keamanannya dan juga untuk melihat efektivitas. Ini juga sudah dilakukan di Cina. Di luar memang ada yang banyak lakukan penelitian, tapi belum bisa dipakai, belum sampai Fase Ketiga, baru mau masuk Fase 1 dan 2, yang bisa Fase 3 baru Cina," katanya.
Setelah Fase 2 ini berjalan baik, katanya, barulah masuk Fase 3 supaya vaksin ini boleh dijual jika lolos Fase 3. Dalam Fase 3 ini, katanya, di samping dilihat keamanannya, juga dilihat efektifitasnya dan harus multisenter.
"Fase 3 vaksin ini secara multisenter dilakukan di Amerika Latin, di India, di Bangladesh, di Indonesia, Brazil, dan di Chili. Jadi di beberapa negara ini, hasilnya dijadikan satu. Jika aman, maka vaksin ini boleh dijual. Jadi keamanannya sudah di coba berkali-kali," katanya. (Sam)