Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran Disajikan Secara Virtual, Jadi Wadah Berkreasi di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi, Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran hadir untuk mewadahi para seniman.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: taufik ismail
Di tahun baru nanti, akan ada helaran khusus budaya dari Coklat Kita dan para seniman NJP sebagai sebuah bentuk totalitas dan menjadi sarana kreativitas yang bisa digelar secara daring.
"Kami memiliki media-media daring yang bisa menjadi sarana kreativitas para seniman dan yang lainnya, baik IG, Facebook termasuk website kami. Artinya NJP merupakan program Coklat Kita yang sudah memiliki nilai bagi para seniman dan sanggar-sanggar yang ada di Jawa Barat," ujarnya.
Menurut Tries, program digital Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ini mencoba mendatangkang beberapa tokoh dan narasumber untuk menggali informasi dan ngaguar tentang budaya Sunda dengan format obrolan santai, dengan harapan masyarakat khususnya generasi muda bisa tahu dan tidak lupa akan budayanya.

Agus Pryoga dari EO Enam Communication (6CC) mengatakan para seniman yang terlibat dalam Coklat Kita NJP Ngubaran kali ini masih tetap menampilkan sejumlah seniman dan sanggar yang pernah tampil dalam gelaran NJP sebelumnya.
"Namun memang ada juga sanggar yang baru main kali ini," ujarnya.
Beberapa narasumber yang terlibat kali ini adalah praktisi dan akademisi seni budaya seperti Budi Dalton, H Taufik Faturohman, Kang lsmed ”Samba Sunda”, Kang Opik Saung Angklung Udjo, Man Jasad, Abah Olot (karinding), Ega Robot, Mpap Gondo, Iman Jimbot, Kang Oca, dan beberapa lagi lainnya.
Sanggar seni yang terlibat berasal dari 13 kabupaten/kota di Jabar yaitu Wangsit Enterprise, Calung Bentar dari Kota Bandung, Lingkung Seni Pusaka Kencana, Cantika Studio, Cekkas Kasunda dari Kabupaten Bandung, Sunda Perceka Kabupaten Bandung Barat, Sanggar Bina Budaya, Padepokan Cakra Putra Pajajaran, Kartun Project dari Kabupaten Cianjur, Ismaya Production, Sanggar Sunda Lugina, Sanggar Tari Sona Soni dari Kabupaten Sumedang, Sanggar Seni Sunda Rancage Kabupaten Majalengka, Celentung Selaawi, Padepokan Silat Pasir Intan dari Kabupaten Garut, Sanggar Mayang Binangkit Kota Tasikmalaya, Sanggar Tari Algia, Sanggar Tari Putra Rengganis, Jenggala Manik Kabupaten Pangandaran, Sanggar Way Talatah, Singa Abrug Desa Tambakan Kabupaten Subang, Pusaka Garokgek Ethnic Colaboration Kabupaten Purwakarta, Sanggar Tari Langen Sejati Kabupaten Cirebon, dan sanggar Tari Sekar Muda Kabupaten Indramayu.
Salah seorang Duta NJP, Ega Robot, mengatakan ajang Coklat Kita NJP Ngubaran yang digelar secara daring merupakan sebuah bentuk kepatuhan seluruh pihak yang terlibat dalam rangka memutus mata rantai sebaran Covid-19.
Instruksi pemerintah agar jaga jarak, diwujudkan melalui pagelaran yang juga digelar secara virtual.
"Jaga jarak ini sebagai salah satu upaya memutus mata rantai, namun demikian silaturahmi harus tetap berjalan," katanya.
Menurut dia, meski tampil secara daring di depan kamera, bukan di depan masyarakat seperti biasanya, bagi para seniman hal itu tidak ada bedanya. Mereka tetap tampil maksimal karena bagi seniman totalitas adalah segalanya.
Hal ini membuat penampilan para seniman pun terkesan alami tanpa dibuat-buat.
Seorang seniman, Asep Hendra Waliana, dari Sanggar Kasunda, mengatakan dia sangat terkesan dengan hadirnya acara Coklat Kita NJP Ngubaran, dia dan para seniman lainnya bisa kembali berekspresi.
"Kami mendapatkan pengalaman yang luar biasa, terutama dari duta-duta NJP, termasuk berbagi konsep virtual seperti ini," ujar Hendra.

Hal senada dikatakan Pupung Supena dari Sanggar Seni Sunda Lugina. Pupung menyebutkan bahwa program Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran menjadi semacam pelepas dahaga bagi para seniman daerah yang selama ini tak tersentuh pihak luar.
"Dan harapan saya ke depan, Coklat Kita NJP bisa mengajak para seniman daerah lain yang belum terekspos dan semoga program ini memberikan tambahan pengetahuan bagi generasi muda saat ini," ujar Pupung.