Uang Nenek Renta Dicuri
Nenek Buta Sebatangkara Nangis, Uang Sumbangan BLT Rp 1,4 Juta Raib Dicuri,
Nenek renta sebatangkara menangis lantaran uangnya yang berasal dari BLT Rp 1,4 juta raib dicuri
Penulis: Tatang Suherman | Editor: Tatang Suherman
TRIBUNJABAR.ID
Nenek Runtikah (83) menangis saat mendapati uangnya Rp 1,4 juta hilang dicuri. Uang yang dikumpulin dari sumbangan bantuan tunaai langsung (BLT) itu hilang saat ditinggal mandi oleh nenek sebatangkara ini.
Warga Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah tempt nenek tinggal pun hebih. Warga berusaha membantu mencari uang nenek Runtikah.
Sebelum mandi, nenek Runtikah yakin telah menaruh uang BLT virus corona Rp 1,4 juta tersebut, di dalam kantong bra bawah
bantal.
Nenek yang hidup sebatang kara dan buta ini yakin uang tersebut di dalam kantong BH di bawah bantal. Namun saat ditinggal mandi, uang itu pun sudah tak ada.
Selama ini, ia menghabiskan waktu dalam kesendirian di sebuah gubuk di Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen,
Jawa Tengah.
Sepeninggal suami dan anaknya, Runtikah hidup sendiri sejak puluhan tahun lalu.
Untuk keperluan sehari-hari, Runtikah mengandalkan bantuan dari para tetangga dan bantuan sosial dari pemerintah.
Di masa pandemi Covid-19 ini, Runtikah pun kecipratan bantuan langsung tunai (BLT).
Bantuan yang telah diterima dua kali dengan besaran masing-masing Rp 600.000 itu tentu sangat berarti.
Namun nasib berkata lain, uang milik Runtikah sebanyak Rp 1,4 juta hilang pada 7 Juli 2020 lalu.
"Kalau maaf BH lama kan ada kantongnya, uang disimpan di situ, digulung, ditempatkan di bawah bantal." kata Nenek
Kabar tersebut pun menyebar di kalangan masyarakat sekitar hingga ke telinga Hadi.
Dari situ ia berinisiatif menggalang donasi untuk mengganti uang Runtikah yang hilang.
"Para tetangga, perangkat dan petugas terkait berusaha mencari, tapi tidak ketemu.
Justru dari situ saya semakin tergerak untuk mencari gantinya," tutur Hadi.
Pengggalangan dana juga sekaligus untuk membangun rumah Runtikah yang telah direncanakan sejak tahun lalu.
Namun belum dapat terealisasi karena berbagai hal.
"Kami menggalang dana melalui Whatsapp Group "Sedulur Kebumen", di situ ada jajaran Forkompinda, pengusaha dan lain-lain.
Sambil berkoordinasi dengan desa dan camat, kami sepakat untuk membuatkan rumah," ujar Hadi.
Hadi mengungkapkan kondisi Runtikah sangat memprihatinkan.
Halaman selanjutnya
Di hari tuanya, ia kehilangan indera penglihatan.
Untuk ke kamar mandi, Runtikah harus berjalan mengikuti tali yang dipasang tetangganya.
Tali tersebut sebagai penunjuk jalan Runtikah dari rumah menuju kamar mandi milik tetangga.
"Tetangganya yang setiap hari memberikan nasi, menyiapkan seutas tali dari rumah Mbah Runtikah ke sumur untuk pegangan agar
tidak tersesat," kata Hadi.
Perempuan Kepala Keluarga Penerima BLT Dana Desa Terbanyak di Jawa
Menteri Desa, Pembangunan Dearah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar memaparkan perkembangan
terbaru soal penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
Terhitung 2 Juli 2020, jumlah penerima BLT Dana Desa yaitu sebanyak 71.065 desa atau setara 95 persen dari 74.835 desa
dengan total dana Rp4.532.418.600.000.
"Jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT Dana Desa sebanyak 7.554.031 keluarga dengan sistimatika Perempuan Kepala
Keluarga (PEKKA) sebanyak 2.341.750 atau setara dengan 31 persen," kata Menteri Halim dalam Pernyataan Pers Virtual, Kamis
(2/7/2020)
Kemudian KPM yang anggota keluarganya menderita penyakit kronis/menahun sebesar 283.392 keluarga.
Kemudian KPM yang kehilangan mata pencaharian sebesar 1.400.483 keluarga serta Petani dan Buruh Tani sebanyak 6.602.190
keluarga.
Hasil penelahaan data yang dilakukan Kemendes PDTT ditemukan fakta yang cukup menarik yaitu angka Perempuan Kepala Keluarga
(PEKKA) cukup tinggi.
Hal ini seharusnya telah menjadi perhatian lama.
Untuk itu, Kemendes PDTT memberi perhatian khusus terhadap Perempuan Kepala Keluarga ini yang jumlahnya capai angka 2
jutaan itu.
"Untuk itu, kita berikan perhatian khusus dan ada beberapa hal yang akan kita lakukan untuk pendampingan makanya pendataan
dilakukan agak mendetail," kata Gus Menteri, sapaan akrabnya.
Misalnya, dari angka PEKKA yang menerima BLT Dana Desa sebesar 2.341.750, terbanyak ada di Pulau Jawa mencapai 52 persen
atau setara 1.220.119 orang.
Langkah pendampingan yang sudah dilakukan pertama, Kemendes sudah lakukan komunikasi dengan Tokoh masyarakat di desa,
termasuk aparatur agar menempatkan PEKKA ini secara proporsional menjadi bagian proses pembangunan di desa.
Salah satunya misalnya, PEKKA itu diwakili dalam setiap Musyawarah Desa (Musdes). Kedua, juga diberikan afirmasi dengan
pemanfaatan prioritas dalam proses kegiatan pembangunan desa.
"Kita perlu memberikan apresiasi khusus kepada PEKKA karena mereka adalah Tokoh yang hebat dengan kemampuan yang luar
biasa," kata Mantan Ketua DPRD Jawa Timur.
Gus Menteri mencontohkan, Tokoh Nasional yang dibesarkan PEKKA seperti mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang
telah ditinggalkan ayahnya sejak masih sangat kecil.
Gus Menteri sendiri dibesarkan oleh seorang PEKKA.
Kemendes PDTT juga memberikan perhatian kepada Petani dan Buruh Tani penerima BKT Dana Desa yang berjumlah 6.602.190
keluarga atau setara 88 persen.
Persebaran petani dan buruh tani penerima BLT Dana Desa terbanyak di Jawa Timur sebesar 1.133.617 KPM, Jawa Barat 771.127
KPM, Sumatera Selatan 614.578 KPM dan Sumatera Utara 513.163 KPM.
Sebelumnya, Gus Menteri juga memaparkan soal Protokol New Normal Desa.