Persib Bandung
Begini Alasan Persib Bandung Tak Buru-buru Latihan Bareng, Robert Sebut Soal Gaji
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengungkapkan alasan timnya belum juga menggelar latihan bersama.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, mengungkapkan alasan timnya belum juga menggelar latihan bersama.
Seharusnya, latihan bersama di gelar pada 6 Juli 2020 lalu sempat berubah menjadi 9 Juli sampai akhirnya ditunda kembali.
"Hari ini 10 Juli kita masih belum memulai latihan kita. Sebelumnya kita rencanakan minggu ini, Seharusnya kemarin tanggal 9 Juli. Tapi semenjak PSBB ditiadakan di Bandung dan kita Panggil para pemain Kita Untuk Kembali," ujar Robert melalui kanal Youtube pribadinya.
• JELANG LIGA 1 2020, Omid Ungkap Rindu Persib, Punya Grup Kecil, dan Kesedihan Soal Mantan Klubnya

Pelatih asal Belanda ini pun menyinggung soal gaji yang dipotong sebesar 50 persen lewat surat keputusan (SK) dari PSSI.
Menurut Robert, para pemain dan pelatih seharusnya kembali mendapat haknya secara penuh karena PSSI pernah memutuskan bahwa pemotongan hanya sampai 29 Jumi.
"Jadi dari Juli ke depannya semua seharusnya sudah kembali seperti normal," katanya.
• Viking Persib Club Doakan Puja Abdillah Cepat Sembuh, Masih Muda dan Masih Panjang Kariernya
Namun setelah Persib merencanakan menggelar latihan, munculah keputusan baru dari PSSI yang menyebut bahwa gaji tetap 25 persen.
"PSSI mengirimkan surat baru lagi memaksa untuk gaji klub tetap 25% dari gaji normal untuk bulan Juli dan Agustus. Biar saya ulas untuk perihal gaji 25%," katanya.
Di samping itu, Robert menyinggung soal gaji 25 persen yang menurutnya hanya terjadi di sepak bola Indonesia.
"Kita satu-satunya negara yang menurunkan gaji secara drastis para pemain sampai dengan 75%. Kita terima hal tersebut karena itu ada situasi yang baru, ada krisis di seluruh dunia juga. Kita harus cari cara untuk bertahan hidup," katanya.
• Arema Akui 2 Pemain Asing Sulit Kembali ke Indonesia, Terganjal Aturan Pemerintah, Bagaimana Persib?
"Jika kalian lihat negara lain mereka tidak pernah setuju dengan memotong gaji hingga 75%, tapi itu adalah rekomendasi dari asosiasi nasional (PSSI) dan hasil final nya adalah selalu di antara klub dan pegawainya," katanya.
Pelatih asal Belanda itu menambahkan bahwa saat ini, posisi pemain dan pelatih hanya digaji sebesar 25 persen dari Juli sampai Agustus.

Lalu pada September dan seterusnya, gaji sedikit meningkat di angka 50 persen.
"Tetapi kalau saya baca benar-benar surat dari PSSI kita tidak dapat 50% saat ini, tapi 50% dari total sisanya. Dan masih banyak kebingungan tentang surat ini, sampai saat ini kita tidak mau membuat spekulasi dan kita belum membuat keputusan," katanya.
Pihaknya pun akan meminta klarifikasi kepada PSSI mengenai hal ini karena pemain maupun pelatih menjadi bingung.
Robert mengaku bahwa sebenarnya, Persib ingin segera memulai kembali latihan karena Liga 1 sudah dipastikan bergulir.
"Tapi kita juga masih punya tanggung jawab ke orang-orang yang masih mengandalkan gaji ini dan mereka harus bertahan hidup juga," ujarnya.
• Pemain Persib yang Sudah Tes Swab Bisa Dites Swab Lagi, Jika Hal Ini Terjadi
"Jadi kita juga mau melakukan hal yang terbaik untuk Persib Bandung dan juga kita harus mendapatkan klarifikasi tentang surat dari PSSI dan juga perhitungannya," katanya.
Setelah semuanya terselesaikan, Persib kata Robert bisa memulai kembali persiapan dengan melakukan latihan bersama.
"Mari kita harap semuanya akan cepat selesai. Kita semua positif bisa kerja bersama lagi, tapi kita juga harus mengerti dengan keadaan orang-orang yang berkegantungan dengan gaji bulanan di klub kita," katanya.
"Saya pengen banget latihan. Saya mau mulai lagi, saya mau jadi bagian dari pertandingan yang indah lagi dan Liga yang fantastis ini di Indonesia," ucapnya.
• Kerap Mengeluh Vertigo, Mantan Pemain Persib Bandung Ini Derita Tumor di Kepala
Kata Vizcarra Soal Latihan
Penyerang Persib Bandung, Esteban Vizcarra telah mengikuti tes swab PCR gelombang kedua di Graha Persib, Jalan Sulanjana No. 17, Kota Bandung, Jumat (10/7/2020).
Vizcarra mengatakan tes ini sangat penting bagi para pemain sebelum memulai latihan bersama dan berkompetisi.
"Kami sudah lakukan tes swab dan kita tunggu hasil tes hari Senin. Saya pikir ini bagus untuk kita tahu sebelum kita di lapangan dan bagus untuk tahu semua, semoga lancar," ujar Esteban Vizcarra sesudah menjalani tes.
Soal latihan bersama, pemain yang pernah membela Semen Padang dan Pelita Jaya ini hingga kini belum mengetahui kapan waktunya.
Dia berharap latihan bersama bisa secepatnya dilakukan karena selama ini banyak keterbatasan yang dialami oleh pemain.
"Susah, ya, latihan sendiri, ya, beda sama tim, tapi kita program biar bisa tetap fit," katanya.
Soal Liga 1 2020 yang akan bergulir Oktober, pemain bernomor punggung sembilan ini mengaku sudah tidak sabar ingin beraksi.
Apalagi sudah hampir empat bulan, Vizcarra dan para pemain hanya melakukan latihan mandiri di rumah.
"Kita pengen cepat mulai karena susah ya latihan sendiri di rumah, kita ingin kumpul semua, latihan dan main. kita sudah kangen untuk main," katanya.
• Tanggal 1 Oktober Liga 1 Bergulir Lagi, Ini Kata Gelandang Persib Mang Omid Nazari
Dipotong 50 Persen
Penyerang Persib Bandung, Esteban Vizcarra mengaku bahwa pemotongan gaji sebesar 50 persen memberatkan pemain.
PSSI melalui Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 memutuskan klub bisa menegosiasi ulang gaji para pemain sebesar 50 persen.
"Itu juga berat untuk kita, berat karena kita sudah mulai pertandingan, dan berat. Tapi kita masih bicara dan meeting, semoga biasa semuanya, enggak ada potongan," ujar Esteban Vizcarra di Graha Persib, Jalan Sulanjana No. 17, Jumat (10/7/2020).
Meski keberatan, mantan pemain Sriwijaya FC dan Arema FC ini memahami kesulitan klub yang tak mendapat pemasukan selama pandemi corona.
Apalagi pada Liga 1 yang rencananya kembali bergulir pada Oktober mendatang, pertandingan otomatis dilarang dihadiri oleh penonton.
Vizcarra hanya bisa berharap, PSSI dan klub bisa menemukan solusi terbaik khususnya bagi kesejahteraan para pemain.
"Kita tahu dunia ini sulit karena virus itu dan semua rugi, tapi mudah-mudahan ruginya tidak terlalu besar buat kita, karena ruginya terlalu berat, solusinya kita enggak tahu gimana," katanya.