Amalan 10 Hari Pertama Menjelang Hari Raya Iduladha, Puasa Sunah dan Keutamaannya
Tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada 22 Juli 2020 sedangkan Hari Raya Idul Adha diperingati pada 31 Juli 2020.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ichsan
TRIBUNJABAR.ID - Tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada 22 Juli 2020 sedangkan Hari Raya Iduladha diperingati pada 31 Juli 2020.
Terdapat anjuran melaksanakan amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.
Melaksanakan amalan sunnah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah tertuang pada hadits Ibnu 'Abbas.
Rasulullah SAW bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?”
Rasulullah SAW menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”
Hadits tersebut juga menerangkan keutamaan melaksanakan amalan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah.
Dikutip dari artikel yang ditulis Muhammad Abduh Tausikal, MSc di muslim.or.id, Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah SWT daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”

Amalan yang dianjurkan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah puasa sunnah.
Umat muslim dapat melaksanakan amalan lainnya seperti salat, sedekah, membaca Alquran serta amalan shalih lainnya.
Amalan puasa di awal bulan Dzulhijah dilaksanakan Rasulullah SAW.
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi Muhammad SAW mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya
Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar.
Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.
Puasa sunnah tersebut juga termasuk dengan puasa Tarwiyah pada 8 Dzulhijah dan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah.
Tata Cara
Tata cara puasa sunnah sama dengan puasa wajib seperti di bulan Ramadhan.
Memulai puasa dengan niat, lalu menahan hawa nafsu seperti makan dan minum dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari yang ditandai masuknya waktu Magrib.
Berikut ini niat puasa sunnah di bulan Dzulhijah
1. 1-7 Dzulhijah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala."
"Saya berniat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala."

2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
"Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala."
"Saya berniat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta'ala."
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
"Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala."
"Saya berniat puasa sunah Arafah karena Allah ta'ala."