Kolektor Diecast Harus Menyediakan Lap Microfiber untuk Membersihkan Mainan itu dari Debu
KOLEKTOR diecast memerlukan tempat khusus untuk menyimpan mainan yang harganya lumayan mahal. Sediakan lap microfiber untuk membersihkan mainan itu da
TRIBUNJABAR.ID - KOLEKTOR diecast memerlukan tempat khusus untuk menyimpan mainan yang harganya lumayan mahal. Sediakan lap microfiber untuk membersihkan mainan itu dari debu.
Bahkan beberapa kolektor memiliki tempat khusus dan harus mengeluarkan biaya khusus untuk tempat penyimpanan mainan tersebut.
Andi Mukhlis (38), kolektor diecast, mengaku menyimpan diecast dalam lemari kaca yang tertutup.
Menurutnya, diecast harus dijaga jangan sampai terlalu sering kena matahari dan simpan di tempat yang lembap.
"Mungkin setiap kolektor beda-beda cara penyimpanannya, tapi kebanyakan disimpannya di lemari kaca atau di rak yang khusus untuk diecast," kata Andy kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).
Namun, katanya, bagi yang benar-benar ingin mengoleksi diecast harus punya dana khusus untuk lemari khusus.
Menurut dia harga lemari diecast tergantung bahannya, mulai dari lemari kaca harganya minimal Rp 2 juta.
Adapun untuk rak diecast bahan akrilik harganya di bawah Rp 500.000.
Sandhy Agustra Kurniawan (27), kolektor diecast, memiliki tips lain.
Diecast, katanya, harus sering dibersihkan dari debu dan simpan dalam tempat yang kering agar tidak ada lembab dan berjamur.
"Biasanya sih kolektor pakai lemari kaca pajangan sudah cukup, agar terhindar dari debu yang berlebihan atau bisa pakai protektor untuk Diecast yang di koleksi dalam blister (kemasannya)," kata Sandhy.
• Bagi Kolektor Diecast, Harga Tidak Jadi Halangan untuk Terus Membeli Mainan Tersebut
• Bukan Sekadar Koleksi, Diecast Mobil Bisa Jadi Investasi Hingga untuk Biayai Anak Sekolah
• Hobi Koleksi Diecast Mobil, Berawal dari Iseng, Lama-lama Semakin Teracuni
Menurut Sandhy tak perlu biaya besar untuk memelihara diecast.
Paling, katanya, setiap kolektor harus menyediakan lap microfiber dan cairan poles untuk membersihkan diecast dari debu.
"Lap dan cairan harganya enggak mahal-mahal amat," katanya.
Kolektor Diecast lainnya Dicky Wahyu, memiliki tips sama.
Dia selalu menyimpan diecast-nya di tempat yang tidak lembap dan tidak langsung kena sinar matahari.
"Diecast mengandung logam yang berpotensi karatan, catnya bisa kusam dan dus/blisternya terbuat dari kertas yang tidak waterproof.
Air mungkin ya musuh utamanya, jadi jauhkan saja dari air," kata Dicky kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).
Kolektor Diecast Teracuni
Diecast adalah mainan model skala, termasuk mobil. Mainan ini banyak penggemarnya.
Bahkan, ada yang sengaja mengoleksi dan banyak mengeluarkan uang untuk mendapatkannya.
Dicky Wahyu (51), kolektor diecast asal Bandung, mengoleksi mainan ini sejak 2004. Awalnya,ia suka mobil-mobilan yang bentuknya lucu, seperti bemo, VW Kodok, dan pikap mobil toko (moko).
"Lucu ada pikap moko, ada yang jualan mi, buah-buahan dan sayur, pikap bawa kaca (toko besi) juga ada," kata Dicky menceritakan awal dia menyukai diecast kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).
Dicky semakin teracuni untuk menyukai diecast setelah bertemu teman-temannya sesama kolektor, yakni komunitas Bandung Diecast Collectors.
Dia bergabung dengan komunitas itu pada 2006 dan menjadi ketua pada 2007-2014.
Dicky mengoleksi diecast skala 1:64. Bentuknya lebih imut ketimbang yang berskala 1:43.
Menurutnya, diecast yang skalanya lebih besar membutuhkan tempat yang lebih besar. Kelebihan diecast yang ukurannya lebih besar, ucap dia, detailnya semakin terlihat.
"Kalau merek mayoritasnya antara tiga, yakni Hot Wheels, Tomica, dan Matchbox. Ada juga merek Welly, Kinsmart, AutoArt, Siku, Norev, tapi tidak banyak," kata pria berputra satu ini.
Seiring waktu, Dicky makin selektif memilih koleksi. Saat ini, dia lebih fokus mengoleksi Hot Wheels Kool Kombi dan mobil-mobil imut.
"Jadi tidak semuanya dibeli, plus sebagian ada yang dijual kembali," katanya.
Andi Mukhlis (38), kolektor diecast yang juga pendiri komunitas Diecaster Urang Bandung (DUB), mengaku menyukai diecast sejak kecil dan mulai mengoleksinya pada 2000.
Awalnya, kata warga Jalan Kebon Gedang ini, ia iseng membeli beberapa diecast yang dianggap bagus. Menurutnya, waktu dia masih kecil diecast itu sesuatu yang sangat mahal.
"Orang tua saya jarang membelikan saya diecast. Nah, setelah saya dewasa dan mempunyai penghasilan sendiri, saya mulai membeli beberapa diecast yang saya suka," kata Andi kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020).
Andi mengaku tidak pilih-pilih merek. Yang penting, kalau menurutnya bagus, mainan itu akan dia beli. Merek diecast yang sering Andi beli di antaranya Tomica, Matchbox, Majorette, dan Siku.
Kolektor diecast lainnya, Sandhy Agustra Kurniawan (27), mengaku menyukai mainan ini sejak 2013. Awalnya, kata Sandhy, iseng membeli diecast buat pajangan.
Lama-kelamaan, dia malah teracuni dan mulai mengoleksinya.
"Saya mengoleksi merek Hot Wheels, Tarmac Works, Inno-Models, GT Spirit, AUTOart sampai Ignition Model," kata founder komunitas dan media Indonesian Diecaster ini kepada Tribun lewat WhatsApp, Senin (4/5/2020). (januar ph)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/diecast.jpg)