Sanksi Pelanggar PSBB di Majalengka: Baca Teks Pancasila hingga Putar Balik
Pelanggar pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Majalengka harus menerima konskuensi.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Giri
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Pelanggar pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Majalengka harus menerima konskuensi.
Seperti yang terlihat di posko check point perbatasan Cikijing-Kuningan. Para pelanggarnya harus membacakan lima sila dalam Pancasila agar mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan.
Kebanyakan, warga yang melanggar aturan PSBB adalah tidak mengenakan masker.
Selain itu, tak jarang juga warga disuruh putar balik karena tidak memiliki alasan kuat masuk wilayah Kabupaten Majalengka.
Camat Cikijing, D Wahyudin, didampingi Kapolsek Cikijing, Kompol Toto Sumarto, mengatakan pihaknya sengaja memberlakukan sanksi tersebut untuk mengingatkan kembali lima sila dalam Pancasila yang pernah diajarkan sewaktu sekolah.
Disampaikannya, itu merupakan bentuk sanksi humanis terhadap para pelanggar PSBB khususnya di perbatasan Cikijing-Kuningan.
"Kami hanya mengingatkan bagi warga yang tidak menggunakan masker, jika ingin mendapatkan masker dari kami, membacakan Pancasila terlebih dahulu sebagai cermin kita warga negara Indonesia yang baik," ujar Wahyudin kepada Tribuncirebon.com, Sabtu (9/5/2020).
Menurutnya, sanksi membacakan Pancasila dinilai pas untuk WNI yang baik agar selalu mengingat lima sila dalam Pancasila.
Apalagi, disebutkan dia, para pelanggar aturan PSBB kebanyakan masih tergolong di usia muda.
"Semoga dengan sanksi humanis seperti itu, para pelanggar jera dan ke depan dapat mengikuti anjuran PSBB. Hal ini juga kan untuk kesehatan para pengguna jalan juga," ucapnya.
Seorang pengendara sepeda motor dari Kabupaten Brebes, Sodikin (26), kaget dapat perlakuan sanksi seperti itu di perbatasan Cikijing-Kuningan.
Namun, hal tersebut menjadi wajar lantaran bisa mengingat kembali lima sila dalam Pancasila saat dipelajari sewaktu sekolah.
"Tadi saya enggak pakai masker, padahal bawa cuma lupa dipakai. Tadi juga saya sedikit lupa (baca Pancasila), cuma karena dibimbing oleh bapaknya jadi inget kembali. Kagetlah disanksi seperti itu," jelas Sodikin yang hendak mengunjungi sanak keluarganya di wilayah Talaga. (*)