Ibuprofen vs Paracetamol, Komposisi Mana yang Lebih Bagus untuk Menangani Gejala Covid-19?

Manfaat dan kegunaan paracetamol dan rekomendasi WHO untuk mengatasi gejala awal Covid-19.

Penulis: IJS | Editor: Anggara Wikan Prasetya
DOK. Pixabay.com
Ilustrasi paracetamol. 

TRIBUN-JABAR.com – Pada masa karantina atau isolasi mandiri untuk menghindari penyebaran Covid-19 seperti saat ini, menjaga kesehatan tentu menjadi hal utama.

Hal itu dibuktikan dengan mulai banyaknya masyarakat yang membeli masker, penyanitasi tangan, hingga mempraktikkan pembatasan sosial dan fisik.

Lebih dari itu, menjaga kesehatan juga perlu dilakukan secara mandiri dengan menyiapkan obat-obatan sebagai langkah pertama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.

Apalagi, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu sudah diketahui gejalanya. Adapun gejala Covid-19, antara lain demam lebih dari 38 derajat celsius, batuk kering, pilek, nyeri tenggorokan, hingga sesak napas.

Untuk obat demam, misalnya, masyarakat terbiasa mengonsumsi obat penurun demam seperti ibuprofen atau paracetamol yang biasa tersedia di pasaran.

Namun, bila dikaitkan dengan penanganan pertama untuk menghadapi gejala Covid-19, manakah yang lebih baik?

Manfaat dan kegunaan ibuprofen

Ibuprofen termasuk dalam golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Artinya, obat ini dapat memberikan efek analgesik (antinyeri) dan antipiretik (penurun panas).

Sementara itu dalam dosis yang lebih tinggi, ibuprofen dapat memiliki efek antiinflamasi (antiperadangan).

Mengutip Medical News Today, Ibuprofen bekerja dengan menghambat produksi zat alami dalam tubuh, yaitu prostaglandin atau senyawa yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit.

Hal itu karena saat sakit, tubuh mempertahankan diri dan menghasilkan senyawa prostaglandin. Dengan mengonsumsi ibuprofen, maka produksi senyawan ini dapat dihentikan.

Artinya, rasa nyeri juga hilang.

Dengan fungsi menghambat produksi prostaglandin, artinya ibuprofen bekerja dengan memblokade sinyal rasa sakit langsung pada sumbernya, sehingga mengurangi inflamasi.

Normalnya, obat ini berfungsi untuk meredakan nyeri karena sakit kepala, sakit punggung, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, asam urat, arthritis, dan peradangan dalam tubuh lainnya.

Untuk penggunaan, ibuprofen bisa ditujukan untuk orang dewasa dan anak-anak dengan dosis yang direkomendasikan dokter.

Selain itu, ibuprofen juga memiliki beberapa efek samping, seperti sakit perut, diare, sembelit, kembung, gatal atau ruam kulit, sakit kepala, hingga telinga berdenging.

Manfaat dan kegunaan paracetamol

Paracetamol merupakan obat yang masuk dalam golongan penurun panas (analgesik) dan pereda nyeri (antipiretik). Obat ini juga biasa dikombinasikan dengan jenis obat obat OAINS.

Sama seperti ibuprofen, paracetamol memiliki manfaat dengan menghambat produksi zat alami yang mengakibatkan peradangan dalam tubuh, yaitu prostaglandin, seperti dikutip dari Medibank.com.

Ketika tubuh sakit dan memproduksi prostaglandin, paracetamol akan menghambat cyclooxsygenase, COX-1, COX-2, dan COX-3 yang yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin, sehingga peradangan berkurang.

Bedanya, paracetamol bekerja dengan menekan rasa nyeri di otak (mediator nyeri di otak), bukan langsung pada sumber nyeri seperti ibuprofen.

Selain itu, berhubung prostaglandin juga menjadi regulator suhu panas pada tubuh, mengonsumsi paracetamol  berarti dapat pula menurunkan demam.

Selain demam dan nyeri, paracetamol berfungsi untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal, dan sakit ringan. Biasanya, obat ini juga digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu.

Namun, tidak seperti obat antiinflamasi, paracetamol hanya bertindak sebagai pereda nyeri dan tidak mempercepat penyembuhan peradangan.

Untuk penggunaan, paracetamol bisa ditujukan bagi orang dewasa dan anak-anak. Walau begitu, dosis dan aturan pakainya tentu disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita.

Paracetamol juga memiliki efek samping yang hampir sama dengan ibuprofen, seperti ruam pada kulit, nyeri punggung, diare, mual atau muntah, sakit tenggorokan, hingga urin berwarna keruh.

Rekomendasi WHO

Melansir Kompas.com, Rabu (18/3/2020), organisasi kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi untuk tidak menggunakan ibuprofen dalam penanganan pertama terhadap gejala Covid-19.

Imbauan itu dikeluarkan setelah pemerintah Perancis melalui Menteri Kesehatannya menyebut obat-obatan antiinflamasi dapat memperburuk efek virus pada tubuh.

Imbauan itu mengutip penelitian terbaru dari jurnal kedokteran The Lancet yang menyebut bahwa peningkatan enzim menggunakan obat-obatan antiinflamasi, seperti ibuprofen dapat memperparah infeksi Covid-19.

Sehubungan dengan itu, WHO pun merekomendasikan penggunaan paracetamol bila mengalami demam, sebagai salah satu gejala Covid-19.

Walau begitu, penggunaannya pun harus sesuai dengan dosis yang tepat. Untuk itu, ada perlunya memilih paracetamol di pasaran yang memiliki informasi terkait dosis aman.

Misalnya saja Biogesic Paracetamol yang penggunaannya ditujukan untuk keluarga. Dengan tagline-nya BIOGESIC #PeredaNyeriKeluarga, produk ini hadir dengan dua produk, tablet dan sirup.

Produk sirup ditujukan untuk anak-anak usia 6-12 tahun, sedangkan tablet untuk orang dewasa. Keduanya dapat dikonsumsi tiga sampai empat kali sehari.

Selain itu, paracetamol ini juga memiliki keunggulan lainnya, seperti tidak menyebabkan iritasi lambung dan menimbulkan ketergantungan.

Untuk itu, bila mengalami sakit kepala, sakit gigi, hingga nyeri haid, Biogesic bisa menjadi salah satu pilihan untuk dikonsumsi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved