Didi Kempot Meninggal
Rekam Jejak Didi Kempot, The God Father of Broken Heart kini Telah Tiada, Tinggalkan Ratusan Karya
Berikut ini profil dan rekam jejak perjalanan karier Didi Kempot The God Father of Broken Heart meninggal dunia, tinggalkan banyak karya
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Belum lama kariernya moncer Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia.
The God Father of Broken Heart itu dikabarkan meninggal hari ini pukul 07.45 WIB di RS Kasih Ibu.
Hal ini dibenarkan oleh Humas RS Kasih Ibu, David.
"Iya meninggal di Kasih Ibu," jelas dia, Selasa (5/5/2020).
• Inna lillahi, KABAR DUKA: Didi Kempot The God Father of Broken Heart Meninggal Pagi Ini
Tak ada yang menyangka di tengah kariernya sedang moncer Didi Kempot telah tiada.
Seperti diketahui dalam beberapa tahun belakangan ini Didi mendapatkan life achivement selama kariernya di musik.
Ia dijuluki sebagai The God Father of Broken Heart alias bapaknya para pendengar lagu patah hati.
Selama ini Didi Kempot dikenal sebagai maestro campursari.
Tak hanya itu ia juga sekaligus penulis lagu populer.
Awalnya Didi Kempot memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Kota Surakarta sejak 1984 hingga 1986.
Lalu ia mengadu nasib di Jakarta pada 1987 hingga 1989.
Dari sanalah sebenarnya ia mendapatkan nama panggung sebagai Didi Kempot.
Nama tersebut ia dapatkan merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar ketika ia hijrah di Jakarta.
Pemilik asli Dionisius Prasetyo ini, memang banyak menulis lagu bertema patah hati dan kehilangan.
Tak heran bila hingga kini ia dijuluki sebagai The God Father of Broken Heart.
• Didi Kempot Meninggal, Pernah Ungkap Rahasia Bertahan 32 Tahun Sebagai Musisi Campursari

Lagu-lagunya banyak diminati semua kalangan, tak terkecuali bagi kalangan muda.
Bahkan pendengar setianya bergabung dan memiliki grup sebagai Sobat Ambyar.
Saat memulai kariernya pada 1984, Didi hanya bermodalkan ukulele dan kendhang.
Saat di Jakarta, Didi kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya.
Mulai dari daerah Slipi, Palmerah, Cakung hingga Senen.
Sembari mengamen di Jakarta, Didi dan temannya akhirnya mencoba rekaman.
Kemudian mereka menitipkan kaset rekaman tersebut ke beberapa studio musik du Jakarta.
Beberapa kali ia pun gagal, namun pada kahirnya berhasil menarik perhatian salah satu label yakni Musica Studio's.
Akhirnya pada 1989 inilah Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya.
Satu lagu yang terkenal dalam album tersebut adalah Cidro.
Diketahui lagu Cidro tersebut diangkat dari kisah asmara dirinya sendiri yang pernah gagal.
Lagu tersebut begitu menyentuh sehingga membuat pendengar menikmati karyanya tersebut.
Sejak saat itulah Didi mulai giat menulis lagu-lagunya bertema patah hati.
• Pelipur Lara di Tengah Kesedihan Wabah Virus Corona, Ada Lagu Didi Kempot Ora Mulih, Ini Videonya
Dapat dikatakan perjalanan karier maestro campursari itu tak berhenti begitu saja.
Lagu Cidro tersebut ternyata langsung sukses di bawa ke luar negeri.
Didi ternyata dikenal sebagai musisi di Suriname.
Setelah Suriname, Didi kemudian menginjakkan juga kariernya di benua Eropa.
Bukan main, pada 1996, Didi menggarap lagu Layang Kangen di Rotterdam Belanda.
Namun Didi kembali ke Indonesia terus menggali profesinya sebagai musisi.
Hingga 1999 akhirnya ia mulai muncul kembali lewat lagunya yang legendaris yakni Stasiun Balapan.
Lewat lagu tersebut Didi kembali menunjukkan pamornnya dan kariernya semakin populer hingga saat ini.
Rekam jejak kariernya begitu panjang, hingga tutup usia Didi sebelumnya masih aktif berkarya hingga ratusan bahkan mungkun ribuan lagu.
Sayangnya kini perjalanan maestro campursari berhenti hingga hari ini 5 Mei 2020.
Didi menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan ribuan karya-karya yang masih bisa didengarkan.
Didi Kempot lahir di Surakarta 31 Desember 1966, dan kini ia meningal pada 5 Mei 2020.