Michael Essien Mantan Gelandang Persib Jelekkan Indonesia Setelah Kini Main di Azerbaijan
Michael Essien mengungkapkan telah menemukan kenyamanan di Baku, Azerbaijan, yang mustahil ditemukan di Indonesia.
TRIBUNJABAR.ID - Michaell Essien membuat perbandingan yang bisa ditarik kesimpulan betapa Indonesia sangat buruk di matanya. Ini bukan tentang Indonesia secara keseluruhan, tapi spesifik pada keadaan lalu lintasnya.
Sempat menganggur setelah tidak dipakai pelatih Mario Gomez ketika Persib Bandung mengarungi Liga 1 2018, Michael Essien kini membela Sabail FK di Azerbaijan.
Michael Essien mengungkapkan telah menemukan kenyamanan di Baku, Azerbaijan, yang mustahil ditemukan di Indonesia.
Michael Essien menjadi bagian Persib Bandung pada musim 2017.

Sebenarnya ia tak mengetahui keberadaan klub anyarnya tersebut, bahkan negaranya.
Akan tetapi itu tak mengurungkan niat eks pemain Chelsea untuk melanjutkan karier sepak bolanya.
"Ketika teman saya mengatakan soal Baku, saya bahkan tidak tahu di mana kota itu," ucap Essien, dikutip BolaSport dari Ghana Soccernet.
"Tapi hal tersebut tidak menghentikan saya untuk pergi ke Azerbaijan," ucap pemain yang juga pernah membela Real Madrid dan AC Milan ini.
Essien menyatakan bahwa kenyamanan tersebut tak lain ialah kesunyian lalu lintas yang ada di sepanjang jalan Kota Baku.
• Sembilan Pemain Persib Bandung Belum Turun di Liga 1 2020, Ini Catatan Mereka Musim Lalu
Dia pun membandingkan dengan pengalamannya di Indonesia yang dia katakan lalu lintasnya 20 kali lebih buruk.
Sejatinya apa yang dikatakan Essien memang tidak salah.
• Kabupaten Cirebon Dukung Penerapan PSBB se-Jawa Barat, Tinggal Tunggu Pelaksanaan
Pasalnya di kota-kota besar di Indonesia memang tak jauh dari kemacetan lalu lintas.
Ia juga menambahkan bahwa menu makanan di Azerbaijan sangat enak-enak, akan tetapi tinggi kalori.
• Pabrik HM Sampoerna Tutup Operasi Setelah Karyawan PDP Tetap Kerja Lalu Meninggal Positif Covid
"Tidak ada kemacetan lalu lintas di Baku, sama sekali tidak ada dan saya punya pengalaman untuk dibandingkan. Beberapa tahun yang lalu saya bermain di Indonesia, situasi lalu lintas 20 kali lebih buruk. Masakan di Azerbaijan sangat enak, tetapi tinggi kalori," katanya. (*)