Sinyal Handphone Menjadi Satu Masalah KBM di Kuningan, Tapi Harus Tetap Dijalankan
Idealnya di masa seperti ini, harus ada penambahan alat pendukung penguat sinyal. Sebab KBM saat ini tidak bertatap muka langsung.
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN – Kepala Bidang Pendidikan Usia Dini Pendidikan Masyarakat (Kabid PAUD Dikmas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan, Elon Carlon, menerima keluhan diberlakukannya kegiatan belaar mengajar (KBM) secara daring di masa pandemi virus corona. Permasalahan itu berkenaan dengan sinyal smartphone dari lingkungan masyarat
“Permasalahan atau kendala itu memang tidak banyak,. Kami sudah koordinasikan dengan dinas dan sudah di laporkan kepada pimpinan,” kata Elon saat di temui di ruang kerjanya di Komplek Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan, Senin (20/4/2020).
Mengenai sinyal, kata Elon, sudah disampaikan kepada pimpinan dan telah berkoordinasi dengan dinas bersangkutan. “Idealnya di masa seperti ini, harus ada penambahan alat pendukung penguat sinyal. Sebab KBM saat ini tidak bertatap muka langsung,” katanya.
Meskipun demikian, kata Elon, pihaknya menerima keadaan seperti ini. Sebab kendala saat ini telah menjadi bahan laporan terhadap pimpinan. “Mau gimana lagi, kami terima dan segala keterbatasan ini kami lakukan saja,” ujarnya.
Elon menganggap saat ini semua wali murid telah memiliki unit smartphone semua. “Saya yakin, untuk unit Hp hampir 99 persen itu dimiliki warga,” katanya.
Mengenai pelaksanaan KBM, bagi siswa PAUD/TK melalui wali murid di rumah maing–masing. “Materi dikirim lewat aplikasi WA (WhatsApp) dan hasilnya pun balik kirim oleh wali murid. File pengiriman itu berbentuk video atau foto saat KBM di rumah,” ucapnya.
Hal sama juga dilakukan guru SD/SMP saat melangsungkan KBM daring.
Di samping itu, kata Elon, seruan Menteri Pendidikan dalam KBM berbeda tempat bisa langsung melihat siaran televisi. ”Kebetulan TVRI setiap hari menyajikan siaran pendidikan KBM secara audio visualnya,” katanya.
Kemudian, untuk di daerah melalui kebijakan bupati juga disiarkan secara on air materi–materi pendidikan.
“Seperti pelajaran untuk anak PAUD dan TK, jam tayangnya itu dari pagi kalau enggak salah,” ujarnya.
Berbeda dengan siswa paket, tidak semua materi KBM diberikan melalui online. ”Ada juga diberikan bundelan modul yang sudah diperbanyak oleh tenaga pendidik siswa paket tersebut,” katanya.
Perbedaan ini diberikan karena siswa paket itu rata-rata paham menggunakan gadget. ”Apalagi saat ini jumlah siswa paket sangat banyak. Seperti jumlah siswa paket C ada dua ribuan, paket B sekitar delapan ratusan, dan paket A tahun sekarang ada sebanyak sembilan orang,” ujarnya.
• Di Kota Bandung, Transaksi Online Meningkat 40 Persen Selama Pandemi Corona
• Sejarah Persib 20 April: Ferdinand Sinaga Brace, Persib Bandung Bawa Pulang Tiga Poin dari Gresik
Elon menambahkan, jumlah peserta didik untuk kejar paket dalam setiap tahun menurun. Hal ini menyusul banyak kebutuhan dari perusahaan atau lembaga pemerintahan dalam pemenuhan syarat. “Misalkan untuk pabrik saja, sekarang sudah tidak menerima calon pekerja lulusan SD. Kemudian untuk menjadi perangkat desa pun sama, ini artinya perubahan secara alamiah terjadi,” katanya. (*)