Wabah Virus Corona

Gelombang Kedua Virus Corona Ancam China, Bukan Wuhan Sumbernya tapi Ini

Seperti diketahui, virus corona SARS-CoV-2 diyakini muncul pertama kali di Wuhan sebelum menyebar ke seluruh dunia, akhir tahun lalu.

Editor: Ravianto
AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas medis terlihat memandangi mayat pria yang terbaring di depan toko furnitur di Wuhan, China, pada 30 Januari 2020. Jurnalis AFP yang mengambil gambarnya tidak bisa mengonfirmasi bagaimana meninggalnya. Namun, pengguna jalan meyakini dia meninggal karena terinfeksi virus corona. 

Puluhan Ribu Orang Langsung Tinggalkan Wuhan saat Lockdown Dicabut

Setidaknya 55 ribu orang naik kereta meninggalkan Wuhan pada Rabu (8/4/2020).

Sementara itu, 100 penerbangan komersil mulai berjalan di hari yang sama, untuk pertama kalinya sejak 23 Januari lalu.

Seperti yang dilansir South China Morning Post, kota-kota di seluruh China sedang bersiap untuk didatangi ribuan penduduk dari Wuhan.

Warga asli Wuhan maupun pendatang telah "terkunci" selama berminggu-minggu di Wuhan, kota yang merupakan pusat penyebaran virus corona pertama kali.

Seorang wanita mengenakan masker menyesuaikan masker anaknya ketika mereka tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan untuk mengambil salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah Cina awal pada 8 April 2020
Seorang wanita mengenakan masker menyesuaikan masker anaknya ketika mereka tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan untuk mengambil salah satu kereta pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah Cina awal pada 8 April 2020 (NOEL CELIS / AFP)

Diperkirakan 55.000 orang meninggalkan kota Wuhan dengan kereta pada hari pertama kereta api beroperasi kembali.

Mereka menuju ke semua bagian negara itu, dari Shanghai ke Beijing, Shenzhen ke Chengdu, menurut otoritas kereta api setempat.

Selain itu, lebih dari 100 penerbangan komersial juga berangkat dari Wuhan.

Di sebuah pintu tol di Jalan Raya Gongjialing, warga bernama Dong Lijun menunggu sebuah truk pickup yang akan ia naiki untuk membawanya kembali ke Provinsi Jiangxi, tempat ia menjalankan bisnis konstruksi.

Pria berusia 43 tahun itu mengatakan, ia senang meninggalkan kota Wuhan.

Ia telah bersemangat menunggu keberangkatannya sejak bulan lalu.

Pejabat di Jiangxi mengatakan kepadanya, dia diizinkan kembali selama dia menjalani pemeriksaan kesehatan.

"Aku benar-benar lega ketika mendengar itu," kata Dong.

"Akhirnya aku bisa pergi."

Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung dan masker tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta api pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Cina mencabut larangan lebih dari dua bulan pada perjalanan keluar dari kota di mana pandemi global pertama kali muncul.
Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung dan masker tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta api pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Cina mencabut larangan lebih dari dua bulan pada perjalanan keluar dari kota di mana pandemi global pertama kali muncul. (Hector RETAMAL / AFP)

Sementara itu Rong Laiqi, seorang sopir taksi berusia 60 tahun di Wuhan mengatakan, masih tidak yakin apakah relaksasi pembatasan perjalanan itu berpengaruh padanya.

Rong hampir tidak mencari nafkah selama 11 minggu terakhir.

Kini ia belum mendengar kabar dari perusahaan tempatnya bekerja dulu, apakah ia bisa kembali menarik penumpang atau belum.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved