Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Krakatau, Dasar Laut sampai Tersingkap, Pulau Lenyap

Ini menjadi letusan dahsyat pertama Gunung Anak Krakatau sejak erupsi besar yang berlangsung akhir 2018 sampai awal 2019 silam.

Editor: Ravianto
BPPT
Perbedaan penampakan Gunung Anak Krakatau dari udara sebelum longsor hingga menimbulkan tsunami 

Ada hal yang ganjil, yakni permukaan air laut jauh lebih rendah dari biasanya.

Batu karang yang biasanya tak tampak kini menjadi kering.

Le Sueur mendengar guruh sambung-menyambung sehingga ia khawatir akan ada bencana yang lebih mengerikan akan datang.

Setelah sampai di rumah, Le Sueur memanggil Van Zuylen, pembantunya, untuk menulis rancangan surat kepada residen tentang apa yang terjadi.

Saat itu, jam menunjukkan pukul 7 pagi namun langit masih sangat gelap, tak seperti biasanya lampu-lampu rumah dibiarkan menyala.

Tak lama warga kampung kembali ribut-ribut.

Laki-laki, perempuan, dan anak-anak berhamburan sambil berteriak, "Banjir! Banjir!"

Le Sueur mengajak orang yang berhamburan itu agar berlindung di rumahnya sebab rumahnya terletak di tempat yang agak tinggi dan dibangun di atas tiang.

Tak butuh waktu lama, air pasang kembali ke laut, warga menjadi tenang kembali.

Namun, ketenangan tersebut tak berlangsung lama.

Air laut kembali datang dengan kekuatan yang lebih dahsyat.

berfoto di kawasan Gunung anak Krakatau.
berfoto di kawasan Gunung anak Krakatau. (Dinda Rahayu)

Debur, gemuruh, terdengar begitu menakutkan.

Ada sekitar 300 orang di dalam rumah Le Sueur.

Tiba-tiba saja serambi depan rumah Le Sueur runtuh dan air segera masuk.

Ia menyarankan agar pindah ke serambi belakang.

Baru saja ia mengucapkan itu, tiba-tiba seluruh rumah roboh berantakan dan semuanya terseret oleh arus air.

Kesadaran Le Sueur datang dan pergi, ia tidak ingat apa yang terjadi.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved