Sejarah Letusan Dahsyat Gunung Krakatau, Dasar Laut sampai Tersingkap, Pulau Lenyap
Ini menjadi letusan dahsyat pertama Gunung Anak Krakatau sejak erupsi besar yang berlangsung akhir 2018 sampai awal 2019 silam.
TRIBUNJABAR.ID, BANTEN - Gunung Krakatau kembali meletus, Jumat (10/4/2020).
Rangkaian letusan Gunung Anak Krakatau ini berlangsung hingga Sabtu pagi.
Ini menjadi letusan dahsyat pertama Gunung Anak Krakatau sejak erupsi besar yang berlangsung akhir 2018 sampai awal 2019 silam.
Ketika itu, letusan dahsyat berminggu-minggu membuat dua per tiga tubuh Gunung Anak Krakatau lenyap.
Bukan itu saja, letusan Gunung Anak Krakatau juga menyebabkan tsunami yang menewaskan personel band Seventeen.
Namun jika dibandingkan letusan-letusan masa silam, letusan dua tahun lalu dan letusan semalam ternyata tak seberapa.
Letusan paling dahsyat yang pernah tercatat adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Digambarkan bahwa letusan itu sampai membuat dasar laut tersingkap.
Letusan itu juga menimbulkan awan panas setinggi 70 km dan tsunami setinggi 40 meter dan menewaskan sekitar 36.000 orang.
Sebelum meletus tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883, Gunung Krakatau telah batuk-batuk sejak 20 Mei 1883.
Letusan dahsyat Krakatau menimbulkan awan panas setinggi 70 km dan tsunami setinggi 40 meter dan menewaskan sekitar 36.000 orang.
Sebelum meletus tahun 1883, Gunung Krakatau telah meletus sekitar tahun 1680/1681.

Letusan ini memunculkan tiga pulau yang saling berdekatan: Pulau Sertung, Pulau Rakata Kecil, dan Pulau Rakata.
Selama ini yang menjadi bacaan tentang letusan Gunung Krakatau adalah laporan penelitian lengkap GJ Symons dkk, The Eruption of Krakatoa and Subsequent Phenomena: Report of the Krakatoa Committee of the Royal Society (London, 1883).
Setelah Gunung Krakatau meledak pada tahun 1883 hingga mengakibatkan tsunami setinggi 40 meter, sang Anak Krakatau pun tumbuh hampir 50 tahun kemudian.
Dikutip dari Geo Magz, majalah terbitan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Gunung Anak Krakatau lahir ke permukaan laut pada 15 Januari 1929.
"Pada 20 Januari 1929, asap menjulang keluar dari tumpukan material gunung api yang baru muncul di permukaan, yang mulai tumbuh dari kedalaman laut 180 m. Itulah gunung yang baru lahir yang diberi nama Gunung Anak Krakatau. Anak gunung api ini tumbuh 4 m per tahun dan mempesona banyak orang," demikian tertulis dalam majalah milik Kementerian ESDM itu.
Sejak munculnya di permukaan laut pada 1929 hingga saat ini, pertumbuhan Gunung Anak Krakatau terbilang cepat.