Warga Terdampak Banjir di Dayeuhkolot Bandung Tak Bisa Terapkan Social Distancing
Warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, terpaksa tidak melakukan social distancing di tengah wabah virus corona.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, terpaksa tidak melakukan social distancing di tengah wabah virus corona.
Hal itu terjadi bukan karena warga tak khawatir virus corona, tetapi banjir yang melanda wilayah itu, membuat warga tak bisa meninggali rumahnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh ketua RW 05, Kampung Bojongasing, Dayeuhkolot Yayat Supriatna Dayeuhkolot, Minggu (5/4/2020), saat ditemui di kampungnya.
"Sehubungan dengan pencegahan penyebaran Covid-19 tidak ada pembagian masker dan lainnya (untuk warga terdampak banjir. Saya berani menyampaikan ini karena kami memang belum menerima," ujar Yayat.
• Wali Kota Sukabumi Imbau Warga Keluar Rumah Selalu Memakai Masker
Yayat mengatakan, pihaknya menerima bantuan masker dari donatur, tidak ada dari pemerintah kecamatan.
"Di pengungsian tidak ada batasan, seperti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, terkait adanya Covid-19. Kami tidak bisa memblokir, menetralisir jadi kami bersatu," kata dia.
Yayat mengaku, belum ada tindakan dari pemerintah, dan belum ada pejabat kecamatan, kabupaten, dan provinsi yang datang ke kampungnya.
Menurut Yayat, penanggulangan Covid-19 dengan sosial distancing di kampung Bojongasih kini diabaikan.
"Kami sekarang tidak berfikir kebijakan pemerintah mengenai Covid-19, semua punya pemikiran bagaimana cara menyelamatkan hidup, bagaimana cara bertahan hidup dengan logistik yang serba kekurangan, untuk wilayah terdampak banjir ini," ujarnya.
Yayat mengatakan, seperti di pengungsian yang ada di gereja, para pengungsi tidak saling menjaga jarak.
"Bersatu saja mau anak kecil mau orang dewasa semua, asal bisa menyelamatkan hidup mereka," ujarnya.
• Kabar Terkini Nissa Sabyan, Cover Lagu Aisyah Istri Rasulullah Trending di Youtube Jelang Ramadhan
"Adanya unsur keterpaksaan, kami juga tidak mempunyai shelter, Dayeuhkolot tidak mempunyai shelter yang persentatif," katanya.
Sedangkan warga Dayeuhkolot, kata Yayat, sangat banyak, mungkin jumlahnya mencapai 11 ribu jiwa.
"Tidak ada shelter makanya sebagian masih tetap bertahan, paling ngungsi di gereja, masjid, di sarana-sarana tempat ibadah lah, atau di Gedung PMI di balai desa," ucapnya.
Padahal pada tanggal 1 April, Camat Dayeuhkolot, Haris Taufik, sudah mengatakan akan mengantisipasi penyebaran virus corona di semua pengungsian, semisal memberi jarak, memberi masker, dan hand sanitizer.
Namun masih ada pengungsian yang terlewatkan.
Bahkan di tanggal 1 April 2020, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, telah meninjau langsung ke daerah terdampak banjir dan pengungsian yang berada di Baleendah.
Di pengungsian yang ditinjau Ridwan Kamil yakni di Gedung Inkanas. Di tempat tersebut memang terdapat pemisahan lansia.
Selain itu para pengungsi saling menjaga jarak dan menggunakan masker.
Ketua Komunitas Munding Dongkol, Acim (39), membenarkan belum adanya bantuan dari kecamatan untuk pencegahan penularan virus corona, semisal pembagian masker dan lainnya di pengungsian yang ada di Bojongasih.
"Saya sudah menanyakan ke pengungsian, dan katanya belum ada pembagian masker dari kecamatan," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Pelaksana harian BPBD, Ahmad Johara, mengatakan bahwa tempat pengungsian telah lebih dulu disemprot disinfektan sebelum ditempati pengungsi.
"Lalu para pengungsi diberi masker, disediakan hand sanitizer dan diberi jarak dari pengungsi ke pengungsi lain," ucapnya.
Ia juga mengaku belum mendapat laporan dari camat mengenai pengungsi yang tidak menerapkan social distancing.
• Banjir di Dayeuhkolot Bandung Sempat Surut, Kini Genangan Air Meninggi Kembali