Virus Corona di Jabar

Akibat Wabah Virus Corona, Ribuan Peternak Ayam di Ciamis Terancam Gulung Tikar

Imbas dari wabah virus corona, sekitar 8.000 peternak ayam pedaging di Ciamis terancam gulung tikar.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Theofilus Richard
tribunjabar/andri m dani
ilustrasi peternakan ayam 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Imbas dari wabah virus corona, sekitar 8.000 peternak ayam pedaging di Ciamis terancam gulung tikar.

Akibatnya, sekitar 20 ribu pekerja terancam akan menganggur.

Menurut Sekjen Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP), Kuswara Suwarman, hal itu bisa terjadi jika dalam dua minggu ini tidak ada peningkatan harga.

“Kondisi yang tidak menggembirakan itu sudah didepan mata. Harga ayam pedaging terus melemah.  Pasar lumpuh, ayam pedaging tidak terserap. Hari ini harga ayam pedaging hanya kisaran Rp 6.000 sampai Rp 8.000/kg di kandang peternak,” ujar kepada Tribun, Minggu (5/4/2020).

Peneliti dari Australia Klaim Temukan Obat Pembunuh Virus Corona, Perlu Penelitian Lanjutan

Ambruknya harga ayam ras pedaging tersebut, menurut Kuswara, tidak hanya terjadi di Ciamis tetapi hampir semua daerah di Indonesia.

Harga ayam ras pedaging jenis broiler (BR) sejak Jumat (3/4/2020) hampir di semua daerah di kisaran angka Rp 6.000 sampai Rp 8.000/kg.

Seperti di Bogor dan Depok (Rp 8.000/kg), Sukabumi (Rp 7.000- Rp 8.000/kg), Cianjur (Rp 7.000 – Rp 8.000/kg), di Karawang, Bekasi, Subang, Purwakarta (Rp 6.000 – Rp 8.000/kg), Bandung, Sumedang, Garut (Rp 7.000-Rp 8.000/kg), Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu (Rp 6.000 sampai Rp 7,000/kg ). Di Jateng dan DIY di berbagai daerah merata di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 8.000/kg.

“Sementara di Ciamis dan Tasikmalaya harga BR di tingkat peternak sejak Jumat (3/4) di kisaran Rp 6.000 sampai Rp 8.000/kg,” katanya.

Harga di tingkat peternak tersebut semakin jauh dari biaya pokok produksi (BPP) yakni di kisaran Rp 18.500 sampai Rp 19.000/kg.

Harga ayam usia panen (30 hari ke atas) Rp 6.000/kg tersebut hanya sedikit beda dengan harga ayam umur sehari (DOC /day old chick) yakni Rp 4.000/ekor sedangkan harga pakan Rp 7.200/kg.

Peternak sedang menanggung rugi besar.

Jutaan ekor ayam pedaging lewat usia panen tertahan di kandang karena tidak terserap pasar.

Peternak katanya kini menghadapi dilema simalakama. Dijual harganya murah, tidak dijual beban pakan semakin berat.

Kedua pilihan tersebut hanya menyisakan kerugian. Sementara pemerintah kini focus menghadapi ancaman wabah Covid-19.

“Peternak sekarang menghadapi kondisi yang benar-benar sulit. Dan itu merata, dialami semua peternak. Termasuk peternak besar tanpa kecuali,” ujar H Kuswara.

Harga Bahan Baku untuk Membuat APD Melonjak, Pengusaha Konfeksi Rumahan Pun Mengeluh

Bagikan ayam hidup untuk warga

Menurut Kuswara, solusinya adalah membagikan ayam hidup kepada warga tidak mampu di lingkungan masing-masing.

Seperti yang dilakukan Komar di Kawali, Sarkum di Panawangan, Naratas di Sukadana dan Cisontrol, serta Rinjani PS di beberapa daerah.

Pilihan lainnya yakni disembelih dan disimpan di dalam gudang pendingin.

Perhitungan kasarnya, setiap minggu ada 500 box DOC yang masuk kandang peternak mitra Tanjung Mulya Grup.

Tiap boks berisi 100 ekor DOC. Dengan kondisi pasar yang  lumpuh seperti sekarang ini cukup nekat bagi peternak kalau masih tetap mengisi kandang. Resiko tentu pada bulan puasa dan lebaran nanti ayam pedaging akan langka.

“Kondisi lesu, ribuan peternak akan mengganggu berikut pekerja. Harapannya sekarang, semoga kondisi buruk ini segera berlalu. Setelah lebaran nanti, peternakan ayam pedaging kembali bergairah,” ujar Kuswara.

Dibanding ayam ras pedaging, usaha peternakan ayam ras petelur saat ini jauh lebih beruntung.

Harga telur masih bagus di atas BPP dan daya serap pasar masih normal. Harga telur ayam ras di tingkat peternak sekitar Rp 23.000/kg.

“Sementara ayam pedaging BR maupun layer jantan babak belur,” katanya.

Bupati Kuningan Perluas Area Pemberlakuan Karantina Wilayah Parsial

Dulu Kompetisi Terhenti Biasa Saja, Namun Terhenti oleh Wabah Corona Sangat Memukul Supardi Nasir

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved