Tamiya Tak Ada Matinya, Modifikasi Mobil-mobilan Ini Pun Seru dan Menghasilkan Uang
Tamiya adalah permainan mobil-mobilan yang berasal dari Jepang. Sempat populer pada 1980-1990-an
Penulis: Januar Pribadi Hamel | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Januar Pribadi Hamel
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Tamiya adalah permainan mobil-mobilan yang berasal dari Jepang. Sempat populer pada 1980-1990-an, Tamiya ternyata masih banyak digandrungi hingga sekarang.
"Tamiya itu nggak ada matinya," kata Billy Tan (42), penasehat Paguyuban Tamiya Mini 4 WD Bandung (PTM4B) di sirkuit Padepokan Jenderal, Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, Selasa, (3/3/2020).
Tak hanya anak-anak, permainan yang merangsang orang untuk berkreativitas memodifikasi Tamiya ini juga digandrungi orang dewasa.
"Semua umur dan dari berbagai kalangan memainkan Tamiya. Jadi tidak hanya untuk anak-anak," kata Billy.
Tamiya sebenarnya mengeluarkan tiga jenis permainan, yakni Tamiya Mini 4 WD, mobil remote cintrol, dan aeromodelling. Namun yang paling populer termasuk di Indonesia adalah Tamiya Mini 4 WD.
"Banyak sih yang memainkan RC atau Aeromodelling, tapi orang-orang banyak memainkan Tamiya Mini 4 WD," kata Herman, pehobi Tamiya di di sirkuit Padepokan Jendral, Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, Selasa (3/3/2020).
Menurut Herman, Tamiya Mini 4 WD itu mengasyikkan. Tidak hanya saat balapan, memodifikasi Tamiya pun menjadi keseruan tersendiri buat Herman.
Herman yang mengaku mejadi pehobi Tamiya pada 2009, sudah mahir memodifikasi Tamiya. Dia mahir mengutak-atik dinamo, sasis, hingga ban tamiya.
"Kami harus menjaga suspensi Tamiya agar saat balapan stabil tidak keluar dari trek yang disediakan," kata Herman.
• Pelatih Persib Bandung Siap Taklukkan Mantan Tim Asuhannya di Kanjuruhan
Memodifikasi Tamiya bukan sekadar hobi. Bagi mereka yang sudah mahir ternyata memodifikasi Tamiya bisa mendatangkan penghasilan.
Tamiya, kata Herman, terbagi menjadi dua kategori, yakni kategori standard Tamiya boks (STB) dan standard Tamiya orisinil (STO). Kalau STB adalah Tamiya yang asli dari boks dan tidak dimodifikasi. Adapun yang STO merupakan Tamiya modifikasi.
"Part (onderdil) untuk yang STO kami datangkan dari Jepang. Bisa beli di Graha Tamiya di Jakarta. Ada sih yang buatan lokal tapi kualitasnya kurang bagus," kata Herman.

Menurut Herman untuk memodifikasi Tamiya bisa menghabiskan Rp 2 juta hingga 3,8 juta. Biaya yang dikeluarkan bisa untuk memodivikasi dinamo, ban, sasis, suspensi, atau yang lainnya.
"Yang ini saja menghabiskan Rp 3 juta," kata Herman sambil menunjukkan Tamiya yang dimodifikasinya.
Billy mengaku untuk mendapatkan Tamiya yang bagus memang butuh modal besar. Namun, katanya, berapa pun biaya yang dikeluarkan takkan terasa kalau Tamiya yang dimodifikasi seusai harapan.
"Lagi pula kalau rajin ikut balapan pengeluaran tersebut bisa tergantikan kalau jadi juara," kata Billy.
Oded (35) pun mengaku habis jutaan untuk menyediakan part dan aksesori seperti charger baterai milikya,
Oded yang mengaku bermain Tamiya sejak 1995 memiliki spesialis baterai dan membuat rintangan di trek. Sekarang, hobinya itu menjadi mata pencaharian dengan menawarkan jasa memodifikasi baterai dan membuat rintangan untuk trek.
Agung (36), pehobi Tamiya lainnya, mengaku mengenal Tamiya sejak kecil. Namun, katanya, mulai serius menggelutinya pada 2013. Agung memiliki keahlian sebagai perakit mobil dan racer.
Oded dan Agung mengaku sering mengikuti kejuaraan, termasuk kejuaraan nasional. Mereka juga mengaku pernah menjadi juara, namun saking seringnya, lupa tahunnya. (januar ph)
• Akui Stok Masker dan Hand Sanitizer Menipis, Kapolresta Cirebon: Belum Ada Temuan Penimbunan
Herman Berpenghasilan karena Ahli Modifikasi Ban
Bagi Herman bermain Tamiya bukan sekadar hobi, tapi juga sebagai mata pencaharian. Dia membuka toko dan trek Tamiya di Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung.
Dia berbagi hasil dengan pemiliknya jika ada keuntungan. Selain itu, dia membuka jasa modifikasi Tamiya. Spesialis Herman adalah memodivikasi ban.
"Kalau ban mah kontinyu pasti ada pembeli karena nggak hanya Bandung saja tapi sampai Jakarta, Yogyakarta, Medan, Samarinda, Manado, dan Makassar," kata Herman (32) di gerainya, Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, Selasa (3/3/2020).
Bahkan, kata Herman, untuk kota Bandung, pehobi Tamiya jika memerlukan ban datang kepadanya. Dia menyebut hampir 90 persen penggemar Tamiya jika ingin memodifikasi bannya datang kepadanya.
Orderan ke Herman tak hanya datang dari Indonesia, tapi dari pehobi Tamiya asal Malaysia. Orang Malaysia tahu dia dari pemain Tamiya Indonesia yang datang ke Malaysia,
"Di Malaysia atau Singapura sampai sekarang belum ada yang bisa memodifikasi ban sebagus di sini," kata Herman.
Untuk memodifikasi ban, kata Herman, membutuhkan keuletan dan kejelian saat melakukannya. Menurut Herman, ban tamiya seperti halnya ban mobil harus di-balancing agar tidak goyang saat berjalan di trek.
"Saat proses balancing, asnya harus dilurusin, peleknya juga dilurus-lurus," kata Herman.
Selain itu juga, kata Herman, ada yang menginginkan bannya berwarna, bisa merah, biru, atu hitam sesuai keinginan.
Herman memasang tarif untuk jasa modifikasi ban sebasar Rp 50.000. Adapun harga satu set ban, Herman membandrol Rp 190.000. Setiap Tamiya, kata Herman, membutuhkan empat ban, empat pelek, dan dua as.
"Saya bisa menyelesaikan 10 ban per hari. Saya menjualnya ke pemain dan ke toko juga. Cuma harga ke toko agak beda untuk part-nya. Kalau jasa tetap," kata Herman.
Herman menyediakan stok jika tak ada orderan. Dia menjualnya kalau ada yang membutuhkan. Dia juga tidak takut rugi dan tidak yang membeli stok bannya. (januar ph)

Ada Kejurnas dan Road to Japan
Para pehobi Tamiya memiliki saluran untuk membuktikan hasil modifikasi. Mereka memiliki balapan layaknya balap mobil beneran, seperti kejuaraan nasional (kejurnas). Bahkan mereka memiliki balapan Road to Japan.
Untuk kejurnas bakal diselenggarakan 27, 28, dan 29 Maret di Miko Mal. Persertanya dari seluruh Indonesia. Balapan ini mengusung tema Smilling West Java.
"Yang terdaftar sudah 14 kota, seperti Medan, Makassar, Samarinda, Manado, dan Surabaya," kata Ketua Panitia Kejurnas, Billy Tan di sirkuit Padepokan Jendral, Pasar Nostalgia, Batununggal, Kota Bandung, Selasa, (3/3/2020).
Kejurnas ini memperebutkan total hadiah Rp 100 juta. Untuk menyediakan hadiah dan biaya lainnya untuk Kejurnas, menurut Billy, disediakan oleh Paguyuban Tamiya Mini 4WD Bandung (PTM4B). "Nanti sih, kemungkinan ada sponsor," katanya.
Peserta tak perlu mendaftar untuk mengikuti Kejurnas. Para pehobi Tamiya ini datang saja ke Miko Mall. Jika ingin ikut balapan membayar Rp 5.000 dalam setiap race-nya.
"Kejurnas ini merupakan ajang silaturhmi antarpehobi Tamiya di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini kami, PTM4B sebagai penyelenggaranya," kata Billy.
Dalam setiap balapan regulasinya harus mengikuti yang ditentukan Tamiya. Regulasi ini muncul setelah muncul Road to Japan pada 2013. "Tadinya tidak ada kategori STB (Standar Tamiya Boks) atau STO (Standar Tamiya Original). Semua Tamiya tidak terbatas boleh saling membalap," kata Herman, pehobi Tamiya.
Kategori STB adalah Tamiyanya harus merupakan rakitan yang tersedia dalam boks. Kalau pun boleh merakit harus menggunakan part atau onderdil dari boks lain. Bahannya harus dari plastik dan orisinal Tamiya.
Untuk kategori STO, Tamiyanya merupakan hasil modifikasi yang syaratnya onderdil harus buatan Tamiya. Namun, onderdil bisa membeli dari toko-toko Tamiya. Bahannya bebas, bisa dari plastik, karbon, fiber, atau yang lainnya.
Road to Japan sendiri adalah balapan di Jepang hasil seleksi dari berbagai negara. Kalau di Indonesia, pebalap harus mengikuti 7 seri yang diselenggarakan di tiap kota. Juara satu di setiap seri mendapat 10 poin, juara dua poinnya delapan, dan juara ketiga enam poin. Setiap pengumpul poin terbanyak berhak membalap di Jakarta.
Di Jakarta, pebalap yang datang dari seluruh Indonesia diadu. Sistemnya langsung gugur. Biasanya tiga yang terbaik berhak terbang ke Jepang.
"Orang Bandung ada yang pernah ke Jepang. Namun belum pernah juara. Tahun kemarin Indonesia juara ketiga. Dia orang Malang," kata Billy.
Selain kejurnas dan Road to Japan, PTM4B menyelenggarakan balapan mingguan di Metro Indah Mall (MIM) dan Padepokan Jendral Pasar Nostalgia. Hadianya biasanya kisaran Rp 1 juta-2 juta
"Kalua ini mah balapan arisan. Di sini (Padepokan Jendral) setiap Selasa untuk kelas STO dan Jumat untuk kelas STB," kata Agung, pehobi Tamiya.