Profil Kepala BNPB Doni Monardo, Bukan Jenderal Sembarangan, Dia Mantan Danjen Kopassus

Orang nomor satu di Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) bukan orang sembarangan. Dialah Doni Monardo.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Yongky Yulius
Kolase Tribun Jabar (kopassus.mil.id/ISTIMEWA via Tribunnews)
Profil Kepala BNPB Doni Monardo, mantan Danjen Kopassus. 

TRIBUNJABAR.ID - Orang nomor satu di Badan Nasional Penanggulanan Bencana ( BNPB) bukan orang sembarangan. Dialah Doni Monardo.

Latar belakang Doni Monardo di dunia militer memiliki jejak membanggakan. Ia adalah Jenderal bintang tiga yang kerap menjadi andalan.

Dilihat dari profilnya, Doni Monardo adalah lulusan Akmil 1985. Kemudian, mengawali kariernya di pasukan elite TNI AD, yaitu Kopassus.

Tak hanya menjadi anggota, karier pria kelahiran Cimahi, 10 Mei 1963 ini bahkan pernah menjadi petinggi pasukan baret merah.

Mulai dari Wadanjen Kopassus hingga Danjen Kopassus. Di Kopassus pula, nama Doni Monardo semakin bersinar.

Satu pencapaian terkenal yang dilakukan Doni ketika bertugas di Kopassus, yaitu ketika MV Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia.

Seperti yang dimuat Kompas.com, Doni Monardo ditugaskan untuk bergabung dalam Satgas Merah Putih.

Ia harus melakukan operasi untuk membebaskan para sandera. Bersama timnya, Doni Monardo pun berhasil menaklukan para perompak.

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo Nilai Sungai Citarum Kondisinya Mulai Membaik [VIDEO]

Kapal-kapal perompak itu bahkan ditenggelamkan. Berkat keberhasilannya, Doni Monardo naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal.

Selain berkarier di Kopassus, Kepala BNPB ini sempat pula menempati posisi strategis lain.

Sosok Doni Monardo, jenderal yang bersinar di Kopassus dan kini menjabat sebagai Kepala BNPB
Sosok Doni Monardo, jenderal yang bersinar di Kopassus dan kini menjabat sebagai Kepala BNPB (Serambi Indonesia)

Ia ternyata sempat bergelut di Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres).

Letnan Jenderal ini bahkan pernah merasakan menjadi Paspamres di dua era kepemimpinan berbeda.

Mulai dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, hingga Joko Widodo alias Jokowi.

Di Paspamres, Doni Monardo sempat menduduki posisi tertinggi sebagai Komandan Paspamres.

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi Pangdam XVI Pattimura. Kemudina, pernah juga menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi.

Saat bertugas di Kodam III/Siliwangi, ia mencetuskan program Citarum Harum, yaitu fokus untuk pembersihan Sungai Citarum.

Setelah itu, Doni Monardo menduduki posisi sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.

Doni Monardo Memaparkan Tentang Mitigasi Bencana dan Merawat Alam

Pada 9 Januari 2019, ia dilantik menjadi Kepala BNPB oleh Presiden Jokowi.

Kini, posisi Doni Monardo sebagai Kepala BNPB pun mencuri perhatian. Hal ini disebabkan bencana alam banjir yang menerjang kawasan Jakarta dan Jawa Barat.

Terkait banjir ini, Doni Monardo terjun langsung ke lokasi banjir di Karawang.

Karawang termasuk wilayah yang dinyatakan dalam status darurat karena banjir. Hal ini diketahui dari cuitan Twitter akun resmi BNPB.

"Kab. Kerawang dan Kab. Bekasi, Jabar, sudah menyatakan Status Darurat akibat #banjir. Kurang dari 24 jam Ka BNPB Letjen Doni Monardo bersama Tim sudah berada dilapangan,

memastikan segala kesulitan warga bisa teratasi dan menyiapkan langkah pencegahan serta penanggulangannya," kicau akun BNPB Indonesia.

Dampak Banjir Karawang

Banjir yang melanda Kabupaten Karawang pada Senin (24/2/2020), berdampak pada 15.734 KK atau 47.670 warga.

Sebanyak 14 kecamatan digenangi banjir.

Kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kutawaluya, Jayakerta, Cilebar, dan Rengasdengklok.

Selain itu, kecamatan lain yang terdampak adalah Tegalwaru, Pangkalan, Ciampel, Karawang Timur, Pedes, Karawang Barat, Cikampek, Teluk Jambe dan Cilamaya Wetan.

Di antara wilayah itu, Kecamatan Rengasdengklok paling terdampak kejadian banjir ini.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Karawang per 25 Februari 2020, pukul 20.00 WIB, dari jumlah warga yang terdampak di kabupaten, sebanyak 3.111 KK atau 9.770 jiwa mengungsi.

Banjir dipicu oleh berbagai faktor semisal intensitas hujan tinggi di wilayah Karawang, drainase yang buruk serta sumbatan sampah pada saluran sungai yang dibangun di bawah permukaan sungai atau sipon.

BPBD setempat dibantu dengan dengan instantsi terkait lainnya telah melakukan upaya evakuasi sejak Senin (24/2/2020).

Tenda dan dapur umum dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum mereka yang mengungsi.

Selain itu, mereka juga menerima bantuan logistik permakanan dan selimut.

Pendataan sementara, kerugian materi yaitu 14.808 unit rumah yang terendam banjir, 3 masjid, 1 sekolah, dan 842 hektare sawah.

Perkiraan nilai kerugian senilai Rp 179 juta.

Bupati Karawang telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam banjir, longsor, dan angin puting beliung.

Status ini berlaku pada periode 14 hari, terhitung sejak 26 Februari 2020 hingga 10 Maret 2020.

Kepala BNPB Doni Monardo meninjau wilayah terdampak banjir pada Rabu (26/2/2020).

Doni memastikan segala kesulitan warga bisa teratasi dan menyiapkan langkah pencegahan serta penanggulangan bencana di masa mendatang.

Catatan BNPB melalui Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), Kabupaten Karawang memiliki historis bencana banjir dilihat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Pada 2016 banjir besar mengakibatkan 71.333 jiwa terdampak dan 10.272 rumah terendam di wilayah Kecamatan Karawang Barat.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved