Kasus 77 Siswa Dipaksa Sentuhkan Kotoran Manusia ke Mulut, 2 Pelaku Dikeluarkan dari Sekolah

Kasus tersebut terjadi pada 77 siswa kelas VII dari Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Editor: Ravianto
KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS
Suasana setelah rapat bersama orangtua siswa dan pihak sekolah di aula Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (25/2020). 

TRIBUNJABAR.ID - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut berkomentar terkait kasus bully yang memaksa siswa memakan kotoran manusia.

Kasus tersebut terjadi pada 77 siswa kelas VII dari Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

KPAI menyampaikan keprihatinan dan mengutuk para pelaku.

"Ya, kami mengutuk perbuatan tersebut," ujar Retno Lystyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan saat dihubungi Tribunnews, Selasa (25/2/2020).

Komisioner KPAI Retno Listyarti di SMAN 12 Kota Bekasi
Komisioner KPAI Retno Listyarti di SMAN 12 Kota Bekasi (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Perkembangan terbaru yang diperoleh KPAI, dikabarkan pelaku adalah siswa senior atau kakak kelas dari para siswa tersebut.

Retno berujar ada kelalaian dari pihak sekolah dalam upaya pengawasan terhadap peserta didik.

Hal itu menyebabkan terjadinya tindak penganiayaan.

Menurutnya, kesalahan anak tidak berdiri sendiri.

Kejadian ini juga disebabkan ada kelemahan pengawasan di sekolah yang berarti juga bentuk kelalaian pihak sekolah.

"Kalaupun kakak kelas terduga pelakunya, namun tetap saja ada kesalahan pihak sekolah."

"Kesalahan anak tidak berdiri sendiri, di antaranya ada kelemahan pengawasan di sekolah tersebut."

"Itu artinya bentuk kelalaian pihak sekolah juga," ujarnya.

KPAI akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk memdalami kasus tersebut.

"Untuk mendalami yang terjadi sebenarnya, KPAI akan pengawasan langsung."

"Kami berharap kita tidak mengorbankan anak lainnya karena ketidakmampuan pihak sekolah melakukan perlindungan pada anak-anak yg menjadi korban," ujar Retno dalam keterangannya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved