BUKAN VIRUS CORONA, Ratusan Ekor Babi di NTT Mati Mendadak, Ini Dugaan 2 Penyakit yang Menyerangnya
Ratusan babi mati mendadak di Nusa Tenggara Timur (NTT).Masyarakat hingga bupati pun heboh. Bukan karena virus corona, tapi penyakit mematikan ini.
TRIBUNJABAR.ID - Ratusan babi mati mendadak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Dinas Peternakan NTT, Dany Suhadi menyebut jumlah babi mati mendadak sudah 574 babi.
Kasus babi mati mendadak juga menjadi masalah serius di Kabupaten TTU.
Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes menyebut sudah 120 ekor ternak babi di TTU mati mendadak
• 74 WNI Kru Kapal Pesiar Jepang Diamond Princess akan Dikarantina 28 Hari, Virus Corona Diduga Mutasi
Jumlah babi yang mati tersebut diperoleh setelah meminta penyuluh peternakan melakukan pendataan jumlah babi yang mati secara tiba-tiba.
"Data yang masuk ke saya itu 120 ekor. Tapi data belum final, mungkin sore ini saya dapat data final dari semua petugas peternakan dari semua kecamatan-kecamatan," ungkapnya kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (21/2/2020).
Raymundus yang juga menjadi salah satu peternak babi di TTU itu mengungkapkan, jika ternak babi yang ada di peternakannya tidak mati secara misterius seperti yang dialami oleh warga.
Raymundus mengatakan, gejala awal sampai ratusan ternak babi milik warga tersebut mati karena mengalami badan yang hangat.
Meski demikian dirinya belum dapat memastikan apakah babi tersebut mengalami penyakit kolera atau penyakit lainnya.
"Saya tidak mau berkesimpulan mendahului," ujarnya.
Atas masah tersebut, kata Raymundus, pihaknya sudah mengirim sampel darah balai peternakan yang ada di Medan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah kita dapatkan informasi hasilnya penelitian," ungkapnya.
Bukan Virus Corona
Penyebab kematian ratusan babi di NTT bukan karena virus corona yang kini sedang menjadi perhatian masyarakat dunia.
Apalagi hingga saat ini belum ada kasus binatang atau manusia terjangkit virus corona di Indonesia.
Kepala Dinas Peternakan NTT, Dany Suhadi: ternak babi mati mendadak di TTU terserang Hog Cholera dan ASF
• Peruntungan Shio Babi di Tahun Tikus Logam, Tahun Baru Imlek Jatuh 25 Januari 2020
Menurutnya, hingga saat ini penyakit ini menyebabkan 574 ternak babi di Kabupaten Belu mati.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dany Suhadi saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, Jumat (21/2/2020).
Menurut Dany, kasus penyakit ternak babi yang terjadi di beberapa kabupaten di NTT sudah ditangani oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan NTT yang berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten tempat terjadinya kasus.
"Jadi hasil identifikasi awal, kematian ternak babi itu, akibat terserang penyakit Hog Cholera atau Suspec dan ASF.
Kita sudah lakukan berbagai tindakan penanganan terhadap kasus atau penyakit yang menyerang ternak babi. Memang sesuai laporan kasus kematian tertinggi di Kabupaten Belu, yakni mencapai 574 ekor," kata Dany.
Dia menjelaskan, selain di Belu, kasus juga terjadi di Kabupaten TTU, yakni sebanyak 400 kasus atau 400 ternak babi yang mati.
"Jumlah kasus kematian ternak babi ini merupakan akumulasi sejak Januari 2020 hingga sekarang. Karena itu, kita sudah lakukan penanganan, terutama pencegahan," katanya.
• Meli Nuryani Peserta LIDA 2020 Asal Cianjur Jawa barat, Bikin Nassar Nangis Disebut Penerus Lesti
Dikatakan, selain kasus di Belu dan TTU, ada juga kasus di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yang akumulasi kasusnya sebanyak 106 ekor ternak babi yang mati.
Terkait tindakan lapangan, Dany mengatakan, tindakan lapangan yang dilakukan dengan penyemprotan sterilisasi dan peningkatan biosecurity.
"Termasuk penyuntikan vaksin dan edukasi kebersihan kandang dan sample. Tim Respon cepat terdiri dari Pusat Provinsi dan kabupaten terus berkoordinasi melakukan
penanganan," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kadis Peternakan NTT, Dany Suhadi: Ternak Babi Mati Mendadak Terserang Hog Cholera dan ASF, https://kupang.tribunnews.com/2020/02/21/kadis-peternakan-ntt-dany-suhadi-ternak-babi-mati-mendadak-terserang-hog-cholera-dan-asf.