Cerita Kios Buku Tjihapit, Dulu Banyak yang Jualan Buku di Cihapit, Kini Tinggal Bagja Seorang

Seorang pria paruh baya tampak duduk dekat kursi di Kios Buku Tjihapit, Jalan Cihapit, Kota Bandung.

Penulis: Ery Chandra | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Ery Chandra
Bagdja saat menunjukan koleksi buku langka di Kios Buku Tjihapit, Jalan Cihapit, Kota Bandung. 

"Paling murah ada Rp 1.500 ribu. Kalau yang mahal sudah terjual 2010 lalu. Tapi ada dua buku langka judulnya "Landen En Volken" tahun 1925 tentang sejarah bangsa-bangsa. Akan saya jual Rp 400 ribuan," ujarnya.

Ia memperoleh buku itu dari pemberian orang yang pindah rumah, mahasiswa, hingga perpustakaan.

Menyikapi perkembangan pesat dunia digital beberapa tahun ke belakang, Bagdja juga merambah penjualan buku di media sosial dan e-commerce, semisal Facebook, Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.

"Soalnya enggak mengikuti seperti itu enggak bisa eksis. Tergantung bukunya juga, kalau bagus, selesai diposting langsung laku. Kalau umum bisa seminggu baru laku," katanya.

Hal itu dilakoninya seorang diri di sela menjaga kios bukunya. Dia menyakini apabila ingin tetap bertahan berjualan, harus bisa mengikuti perkembangan zaman.

Bagdja mempunyai harapan mulia agar masyarakat bisa terus belajar dan menimba ilmu.

"Jualan tradisional seperti ini harus dibantu online. Zaman sudah berganti, kalau dulu pengunjung jauh-jauh dari wilayah Jabodetabek ke Bandung hanya untuk cari buku. Kini, cukup via medsos," ujarnya.

Berikut Identitas 7 Korban yang Tersambar Petir di Cingambul Majalengka

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved